Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Mei 2012 -
Baca: 1 Timotius 1:12-17
"Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus,
Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan
ini kepadaku--" 1 Timotius 1:12
Mengapa kita harus mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan? Karena tubuh kita ini adalah milik Tuhan dan "...kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).
Jangan tunda-tunda waktu lagi untuk melayani Tuhan. Banyak dari kita enggan terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan karena berbagai alasan. Sementara, waktu kita habiskan untuk bekerja, jalan-jalan dengan keluarga ke luar kota, shopping atau ke salon berjam-jam yang masih bisa kita sempatkan. Atau mungkin kita berkata, "Maaf aku sangat sibuk, nanti saja kalau ada waktu luang. Melayani Tuhan nanti saja, kalau saya sudah menikah. Ah, terlibat dalam pelayanan itu tak penting, toh aku sudah rajin ibadah di hari Minggu." Namun justru di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang semakin dekat kita harus giat dalam perkara-perkara rohani. "...selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Banyak hal yang bisa kita kerjakan untuk Tuhan. Mungkin kita tidak bisa berkhotbah, suara kita fals dan tidak mungkin menjadi worship leader. Namun mungkin kita bisa menjadi singer, anggota paduan suara, usher, tim pendoa syafaat dan sebagainya. Jika kita tidak juga punya waktu untuk itu, kita yang diberkati Tuhan lebih dapat mempersembahkan uang kita untuk membantu pekerjaan Tuhan, menjadi donatur untuk siswa-siswi sekolah teologia, memberkati hamba-hamba Tuhan di desa-desa terpencil dan lain-lain.
Mempersembahkan hidup kepada Tuhan juga berarti kita mematikan segala keinginan daging kita dan mau hidup dipimpin oleh Roh Kudus, supaya persembahan hidup kita ini berkenan kepada Tuhan dan dapat dipakai sebagai senjata kebenaran (baca Roma 6:13). Karena itu perbuatan daging dan hal-hal duniawi yang ada dalam diri kita harus benar-benar mati, "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya," (Galatia 6:8). Ingat! "Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." (1 Tesalonika 4:7). Ada harga yang harus kita bayar! Di akhir zaman ini kita jangan main-main lagi dengan dosa.
Marilah kita menjaga hidup kita tetap kudus dan tidak bercela sebagai persembahan terbaik kita bagi Tuhan!
Amin Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDelete