Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Oktober 2011 -
Baca: Kejadian 12:10-20
"dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya." Kejadian 12:15
Sejak dari semula Tuhan memiliki rencana yang indah atas kehidupan Sara. Dia merancang kehidupan Sara begitu istimewa: dianugerahi kecantikan yang luar biasa dan menjadi isteri Abraham, seorang yang dipilih Tuhan untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa; bahkan kecantikan Sara tidak luntur di usianya yang sudah lanjut sehingga Abraham pun merasa was-was saat memutuskan untuk pergi ke Mesir. Tertulis, "Memang aku tahu, bahwa engkau adalah perempuan yang cantik parasnya. Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup." (ayat 11-12).
Sedemikian cantiknya, sampai-sampai Firaun berniat untuk meminang Sara; dan Abraham mengkompromikan hal ini. Sesungguhnya hati Sara begitu pilu ketika Abraham, suami yang sangat ia sayangi dan percayai dalam hidupnya, tega 'menjualnya' pada Firaun. Dari 'transaksi' ini Abraham "...mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta." (ayat 16). Hal ini menunjukkan betapa Abraham lebih mementingkan dirinya sendiri daripada menjaga perasaan isterinya.
Bagaimana pun juga Abraham adalah manusia biasa, yang bisa saja membuat kesalahan dan juga mengecewakan. Namun ada satu Pribadi yang tidak pernah mengecewakan yaitu Tuhan. Itulah sebabnya firman Tuhan mengingatkan, "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22). Tidak ada janji yang tidak ditepatiNya! Alkitab menyatakan, "Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu." (Kejadian 12:17). Tuhan memberi tulah tersebut bukan sekedar untuk menghukum Firaun. Bisa dikatakan bahwa Firaun merupakan korban ketidakjujuran Abraham. Tuhan memberi tulah tersebut juga bukan sekedar untuk mengembalikan Sara pada Abraham, sebab Dia tidak membenarkan perbuatan suami yang 'menjual' isterinya. Tuhan memberi tulah tersebut untuk menunjukkan tidak ada rencanaNya yang gagal.
Tuhan yang menjanjikan keturunan kepada Sara adalah Tuhan yang tidak pernah mengecewakan, sekali pun orang yang paling kita kasihi mengecewakan. (NK)
No comments:
Post a Comment