Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Oktober 2011 -
Baca: Markus 1:35-39
"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." Markus 1:35
Sebagai orang percaya, terlebih lagi kita yang sudah terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, pasti dengan sendirinya juga memiliki doa pribadi di rumah setiap hari. Bukankah demikian? Kenyataannya masih banyak dari kita yang kurang menyadari betapa pentingnya doa itu. Selama kita belum menjadikan doa sebagai kebutuhan utama kita seperti makan, minum, tidur atau bekerja, kita belum memiliki kehidupan doa. Rahasia kehidupan seorang Kristen yang berhasil dan diberkati adalah memiliki doa pribadi setiap hari. Doa pribadi bukan hanya berlaku bagi para hamba Tuhan atau pengerja gereja namun untuk semua orang Kristen tanpa terkecuali. Doa pribadi bukanlah suatu kewajiban agama, tetapi harus menjadi bagian hidup kita yang terus-menerus mengalir seperti sungai. Tidak ada orang yang terlalu pintar, terlalu payah, terlalu susah atau terlalu repot yang tidak dapat melakukan doa secara pribadi.
Tuhan Yesus mengajar agar kita melakukan doa pribadi dengan cara demikian: "...masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:6), dan bertekun di dalam doa sampai kita menerima apa yang kita butuhkan. Tertulis: "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7). Keberhasilan Rasul Paulus menjungkirbalikkan dunia dengan Injil bukanlah karena kepintarannya, tapi karena kekuatan doanya. Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati, "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17).
Sudahkah kita memiliki kehidupan doa secara pribadi setiap hari dan melakukannya dengan penuh ketekunan? Masihkah kita ogah-ogahan berdoa dan merasa tidak yakin dengan doa kita sendiri, sehingga selalu berharap kepada pendeta atau hamba Tuhan besar yang berdoa bagi kita? Ataukah kita mengucapkan doa dengan sungguh hanya saat berada di gereja, sedangkan saat di rumah kita lebih banyak berada di depan televisi atau tidur mendengkur? Kemalasan kita dalam berdoa adalah akar dari segala kelemahan dan kegagalan kita.
Jika kita ingin menerima yang baik dari Tuhan dan rindu dipakaiNya secara luar biasa, kita harus meningkatkan intensitas doa kita!
Amin Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDelete