Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juni 2011 -
Baca: Roma 6:1-14
"Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa." Roma 6:6
Tuhan ingin kita benar-benar meninggalkan cara hidup kita yang lama dan hidup dalam pertobatan. Bertobat artinya hidup kita berubah 180 derajat. Jika selama ini kita masih melakukan perbuatan dosa secara sembunyi-sembunyi berarti kita belum bertobat. Alkitab menasihatkan, "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." (2 Korintus 6:17).
Mari kita belajar dari kehidupan Paulus: "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14). Paulus tidak mau menoleh ke belakang hidup lama. Masa lalu telah dikubur dalam-dalam, bahkan ia pun berkata, "...yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,..." (Filipi 3:7-8).
Mengapa kita harus melupakan apa yang ada di belakang kita dan tidak boleh menoleh ke belakang? Setelah percaya kepada Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat status kita pun berubah: kita adalah ciptaan baru, maka sudah selayaknya kita hidup dalam kehidupan yang baru bersama dengan Kristus. Kita harus hidup seturut dan selaras dengan kehendak Tuhan di dalam firmanNya. Kehidupan baru inilah yang sekarang harus menjadi fokus dan perhatian kita. Bagaimana kita setiap hari harus menyenangkan hati Tuhan dan bukannya melakukan perbuatan-perbuatan dosa lagi. Tidak menoleh ke belakang juga berarti tidak boleh mengingat-ingat dosa kita lagi, karena bisa saja Iblis menggunakan ingatan itu untuk menjatuhkan dan mengintimidasi kita agar kembali kepada dosa.
Jika kita berani mengambil komitmen untuk mengikut Yesus, apa pun resikonya harus kita pikul tanpa menoleh ke belakang dan tanpa mengingat-ingat apa yang dulu pernah kita lakukan.
Amin Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDelete