Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 November 2010 -
Baca: Yohanes 15:9-11
"Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya." Yohanes 15:10
Dari pembacaan firman Tuhan hari ini ada tiga unsur penting yang terkandung di dalamnya yaitu kasih, ketaatan dan sukacita. Berbicara tentang kasih erat hubungannya dengan kekristenan. Ayat 9 berbicara tentang kasih Allah kepada AnakNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus, kasih Yesus Kristus kepada Bapa dan juga kasih Yesus Kristus kepada umatNya.
Kasih yang bagaimana? Dunia mengenal kasih tapi bukan kasih yang sejati, melainkan kasih yang bersyarat. Banyak orang berkata, "Aku mengasihi kamu karena kamu mengasihi aku. Aku akan berbuat baik kepadamu karena selama ini kamu berbuat baik padaku." dan sebagainya. Prinsip dunia: mengasihi setelah memperoleh imbalan; memberi setelah menerima. Itulah praktek kasih menurut pola dunia. Jadi, di manakah kita dapat menemukan kasih yang sejati itu? Kasih sejati timbul atau berasal dari sumber kasih itu sendiri yaitu Allah. Kasih sejati yang dimaksud bukan sekedar luapan emosi, tapi merupakan suatu pribadi. Jadi kasih itu bukanlah sekedar sifat atau bentuk emosi tertentu dari Allah, tetapi kasih adalah eksistensi Allah itu sendiri yang dinyatakan secara total melalui pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib, mati untuk menebus dosa kita. Ada tertulis: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16).
Bagaimana suypaya kita dapat mengalami atau hidup di dalam kasih Tuhan? Dikatakan demikian: "Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya." (Yohanes 15:10). Untuk dapat hidup di dalam kasih Tuhan kita harus menuruti perintah Tuhan dan taat kepada kehendakNya. Kasih itu berkaitan dengan ketaatan. Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan kepada kita dalam hal ketaatan. Sejauh mana ketaatan Tuhan Yesus terhadap Bapa? Ketaatan Tuhan Yesus terhadap Bapa adalah sampai kematianNya di atas kayu salib (baca Filipi 2:5-11). Secara manusia Yesus tidak sanggup menghadapi pergumulan yang sedang Ia jalani yaitu harus mengalami penderitaan yang berat, bahkan sampai mati di atas kayu salib demi menanggung dosa kita. (Bersambung)
Amin Puji Tuhan 🙏
ReplyDeleteTerimakasih atas firman Mu...
Amin Puji Tuhan 🙏
ReplyDelete