Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 November 2010 -
Baca: Filipi 1:27-30
"Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil," Filipi 1:27
Surat yang ditulis Paulus kepada jemaat di Filipi adalah surat yang penuh muatan sukacita. Kata sukacita ini menjadi tema terbesar dalam surat Filipi ini.
Mengapa perihal sukacita ini menjadi begitu penting? Karena surat ini ditulis oleh Paulus ketika ia berada dalam penjara di Roma. Bayangkan, orang terkurung dalam penjara dan tetapi tetap bersukacita dan mengobarkan semangat kepada orang lain! Suatu sikap hidup yang luar biasa! Di tengah kesesakan dan penderitaan namun tetap kuat dan tak tergoyahkan. Rasul Paulus berharap agar jemaat Filipi sadar bahwa mengikut Kristus tidak selalu berada di jalan yang mulus. Adakalanya kita harus melewati banyak tantangan dan ujian, tapi percayalah bahwa Tuhan senantiasa memberi kekuatan kepada kita sehingga kita pun mampu melewatinya. Paulus berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Jadi, tidak seharusnya mereka putus asa. Itulah sebabnya Paulus berusaha agar hidupnya menjadi teladan dan berpandanan dengan Injil Kristus yang ia beritakan, "...supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27).
Setidaknya ada tiga hal yang menunjukkan bahwa kehidupan Paulus berpadanan dengan Injil Kristus: pertama, Paulus tetap berdiri teguh meski harus menderita karena Injil; ia rela berkoraban. Kata 'teguh' dalam bahasa aslinya berarti 'setia'. Di dalam kesetiaan terkandung komitmen yang tinggi. Meski harus menghadapi berbagai pencobaan Paulus tidak pernah goyah imannya, karena ia sadar betul tentang panggilan hidup sebagai orang percaya, "...dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:29). Sebagaimana Kristus saat diutus ke dalam dunia, dengan komitmen tinggi melakukan semua yang menjadi kehendak Bapa, Dia "...taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8a).
Bagaimana kita? Seharusnya kita juga mau berkorban bagi Kristus. Berkorban waktu, tenaga dan materi untuk Tuhan itu tidak akan pernah sia-sia. Terlebih lagi kita harus mau menyalibkan 'daging' dan hidup menurut pimpinan Roh Kudus. (Bersambung)
Amin Puji Tuhan 🙏
ReplyDelete