- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Mei 2010 -
Baca: Amsal 16:20-33
“Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.” Amsal 16:31
Banyak orang menjadi gelisah, panik dan takut ketika menghadapi kenyataan dirinya sudah menjadi tua. Seperti istilah ‘sudah tua’ menjadi momok bagi banyak orang. Mereka menganggap usia adalah sesuatu yang negatif. Oleh karenanya berbagai upaya ditempuh untuk mempertahankan kemudaannya. Ada yang melakukan operasi plastik atau tubuh dipermak di sana-sini; berapa pun biaya yang harus dikeluarkan tidak jadi masalah asal keinginannya terwujud dan memuaskan.
Mengapa harus takut ketika usia kita semakin tua? Padahal Alkitab menyatakan: “Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban.” (Amsal 20:29). Usia tua dapat menjadi masa yang menyenangkan dari hidup ini, terlebih bagi kita yang telah menemukan ‘jalan sejati’ dan kepuasan batin karena kasih dan persekutuan yang karib dengan Allah Bapa melalui iman kepada PutraNya, Yesus Kristus. Bagi kita yang telah ‘ditagkap’ oleh Kristus, usia senja kita dapat lebih tepat disebut sebagai masa keemasan. Mengapa bisa demikian? Sebab kita telah memasuki masa tenang bersama Kristus, dan telah banyak memperoleh hikmat melalui pengalaman pahit dan manis dari kehidupan ini sebagai proses pembentukan dari Tuhan. Jadi di usia tua ini tidak seharusnya seseorang menjadi lemah, sebaliknya semakin hari justru harus semakin kuat di dalam roh. Hal ini dialami Paulus sehingga ia dapat berkata, “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” (2 Korintus 4:16-18).
Jadi di usia yang semakin tua seharusnya kita tidak lagi terlalu memperhatikan hal-hal lahiriah, tetapi semakin memperhatikan keadaan batin atau kerohanian kita.
Perhatikanlah: “Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Galatia 3:3b
No comments:
Post a Comment