Saturday, June 6, 2020

JANGAN BERBUAT DOSA LAGI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2020


"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: 'Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,' dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku."  Mazmur 32:5

Di masa-masa menjelang hari kedatangan Tuhan yang semakin mendekat, Alkitab sudah menyatakan bahwa semakin meningkat pula dosa dan kejahatan manusia.  Apa yang firman Tuhan katakan benar-benar terjadi sekarang ini, suatu keadaan yang tak beda jauh dengan kehidupan orang-orang di zaman Nuh:  "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia."  (Matius 24:37), di mana  "...kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,"  (Kejadian 6:5).

     Orang percaya diperingatkan:  "...berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang."  (Matius 24:42).  Sebagai umat tebusan Tuhan kita dipersiapkan untuk menjadi calon mempelai Kristus, karena itu kita dituntut untuk menjaga kualitas kerohanian kita sampai akhir.  Kita harus berani berkata tidak terhadap segala bentuk dosa, supaya ketika Sang Mempelai Laki-Laki datang, Ia mendapati kita tidak bercacat cela.  Jangan sampai kita yang sudah mengawali dan berjerih lelah di dalam roh, mengakhiri perjalanan iman di dalam daging  (Galatia 3:3).  Firman Tuhan memperingatkan,  "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"  (Wahyu 22:11), sebab  "...barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya."  (1 Yohanes 3:8).

     Dosa adalah karakter mendasar Iblis, padanya tidak ada kebenaran sama sekali,  "Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran,"  (Yohanes 8:44).  Iblis tahu benar cara menjerat manusia yang menghadapi masa-masa sukar.  Uang, harta, jabatan, popularitas, pertolongan instan ia tawarkan supaya manusia meragukan kuasa Tuhan dan jatuh dalam dosa.

Berhentilah berbuat dosa dan jangan terprovokasi Iblis, karena Tuhan segera datang!

Friday, June 5, 2020

TAK BISA LARI DARI PANGGILAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2020

Baca:  Mazmur 139:1-24

"Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku."  Mazmur 139:9-10

Dengan cara apa pun, pergi ke mana pun dan sejauh mana pun kita berusaha lari dari hadirat Tuhan dan menghindari panggilan-Nya, jika Dia berkenan memakai kita untuk rencana-Nya, Ia akan selalu punya cara untuk memanggil dan menarik kita kembali, sebab  "...Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal."  (Ayub 42:2).  Sungguh... tidak ada tempat mana pun yang dapat menyembunyikan kita dari hadapan Tuhan, baik itu di atas langit atau di bawah bumi, atau bahkan di dunia orang mati sekalipun  (sheol), tidak luput dari pandangan dan perhatian Tuhan.

     Suatu hari Tuhan mengutus Yunus untuk memberitakan kebenaran dan menyerukan pertobatan kepada orang-orang yang tinggal di kota Niniwe.  Niniwe adalah ibukota kerajaan Asyur, tempat di mana penindasan dan kekejaman muncul dari kota itu.  Secara manusiawi mungkin saja timbul rasa takut dalam diri Yunus untuk ke sana karena Niniwe adalah kota yang besar dengan penduduknya yang terkenal kejam.  Mungkin juga ia berpikir,  "Percuma saja pergi, orang-orang di sana pasti tak mempedulikan peringatan Tuhan."  Karena itu Yunus memilih kabur dan mangkir dari tugas yang Tuhan percayakan, ia memutar haluan pergi menjauh ke Tarsis, suatu tempat yang  "...jauh dari hadapan TUHAN."  (Yunus 1:3).

     Jika Tuhan ada di mana-mana dan Mahatahu, hendak lari ke manakah Yunus?  Ke ujung dunia mana pun Tuhan tahu keberadaannya.  Itulah sebabnya dalam perjalanan laut menuju kota Tarsis Tuhan mengijinkan malapetaka berupa angin ribut dan badai besar.  Sekalipun Yunus berusaha untuk lari, rencana Tuhan atas hidupnya tidak pernah gagal.  Atas campur tangan Tuhan dan seijin-Nya, seekor ikan besar menelan Yunus dan ia pun harus tinggal di dalam perut ikan itu selama tiga hari tiga malam.  Dalam perut ikan inilah Yunus menyadari kesalahannya dan menyesal.  Ia minta ampun kepada Tuhan karena telah memberontak dan Tuhan berkenan akan pertobatannya.

Jangan pernah lari dari panggilan Tuhan!  Tuhan selalu punya cara untuk membawa kita kembali kepada-Nya.