Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Januari 2014
Baca: Markus 1:40-45
"Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir." Markus 1:42
Inilah dampak kedisiplinan Yesus dalam berdoa, "Semua orang mencari Engkau." (Markus 1:37). Orang banyak ingin bertemu denganNya karena melihat hal-hal yang luar biasa dalam diriNya. Keberadaan Yesus benar-benar menjadi 'magnet' bagi banyak orang.
Setelah mengawali hari baru dengan membangun persekutuan intim dengan Bapa, Yesus mengisi hari-hariNya dengan "...pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga
Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." (Markus 1:38). Ini menunjukkan bahwa di mana pun dan ke mana pun pergi Yesus selalu membawa misi. Dia selalu fokus dan memiliki semangat yang menyala-nyala untuk mengerjakan panggilanNya yaitu memberitakan Injil kerajaan Allah, melayani jiwa-jiwa, menyembuhkan orang yang sakit, mengusir setan serta "...mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10). Dewasa ini ada banyak jiwa di sekitar kita yang sedang 'sakit' dan 'tersesat', sangat membutuhkan uluran tangan kita. Adakah hati kita tergerak menjangkau mereka?
Iman kita haruslah iman yang aktif, artinya melangkah atau melakukan sesuatu. Kita tidak dapat menunggu atau berdiam diri sampai seseorang datang kepada kita baru kita mau menginjil dan melayani mereka. Yesus selalu datang dan menghampiri orang-orang dan hatiNya selalu tergerak oleh belas-kasihan. Hadirat Allah benar-benar memenuhi kehidupan Yesus, karena itu Ia tidak dapat berdiam diri melihat penderitaan orang lain, terlebih jika ada perbuatan mereka yang menyimpang dari kebenaran. Setiap orang yang mengalami perjumpaan dengan Yesus hidupnya diubahkan: yang sakit disembuhkan, yang buta dicelikkan, yang lemah dikuatkan, yang susah dihiburkan, yang terbelenggu dibebaskanNya.
Memiliki hati seperti Yesus inilah yang harus menjadi tujuan hidup setiap orang percaya karena dunia ini sedang haus dan lapar akan kasih Tuhan. Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat kemuliaanNya, melakukan pekerjaan besar di tengah-tengah dunia ini.
Untuk bisa dipercaya Tuhan mengerjakan misi ini kita harus memiliki persekutuan karib denganNya melalui doa-doa kita, sebab "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Yakobus 5:16b
Friday, January 31, 2014
Thursday, January 30, 2014
YESUS: Disiplin Dalam Doa (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Januari 2014
Baca: Lukas 6:12-16
"Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." Lukas 6:12
Kehebatan pelayanan Yesus bukan disebabkan karena Ia mengandalkan keilahianNya sebagai Anak Allah, Pribadi kedua dari Allah Tritunggal, melainkan kehidupan sebagai Anak Manusia yang sepenuhnya mengandalkan Allah BapaNya. Di tengah-tengah kesibukan pelayanNya Yesus tidak pernah mengesampingkan doa. "Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ." (Matius 14:23). Bahkan saat tergantung di atas kayu salib dan pada embusan nafas terakhirnya pun Ia masih berdoa. Saat ini ketika berada di sorga Yesus terus berdoa karena "...Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:25).
Jika kita rindu memiliki kehidupan yang berkualitas, kita pun harus mendisiplinkan diri dalam hal doa. Semakin disiplin berdoa semakin kita mengenal kehendak, rencana dan kuasa Tuhan. Bisakah? Disiplin berdoa pasti bisa dilakukan oleh setiap orang percaya karena Yesus sudah memberikan Roh KudusNya untuk membantu kita dalam berdoa. "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26). Roh kuduslah yang kan mengingatkan dan membangkitkan kerinduan kita untuk berdoa. Ketika kita taat terhadap tuntunan Roh Kudus Ia akan menolong kita mengembangkan sikap disiplin dalam berdoa. Kita akan diajar dan mengalami berdoa dalam Roh (bukan berarti selalu berdoa dalam bahasa roh, melainkan berdoa di segala waktu dan tempat).
Ketika kita secara konsisten mendisiplinkan diri dalam berdoa, Roh Kudus akan membawa kita kepada level yang lebih tinggi lagi, di mana melakukan kehendak Tuhan akan menjadi suatu kegemaran bagi kita, akhirnya kita pun akan menjadi saluran kuasa Roh Kudus bekerja sebagaimana janjiNya, "...melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." (Yohanes 14:12).
Tanpa disiplin berdoa mustahil kita bisa melakuka kehendak Tuhan dalam hidup ini!
Baca: Lukas 6:12-16
"Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." Lukas 6:12
Kehebatan pelayanan Yesus bukan disebabkan karena Ia mengandalkan keilahianNya sebagai Anak Allah, Pribadi kedua dari Allah Tritunggal, melainkan kehidupan sebagai Anak Manusia yang sepenuhnya mengandalkan Allah BapaNya. Di tengah-tengah kesibukan pelayanNya Yesus tidak pernah mengesampingkan doa. "Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ." (Matius 14:23). Bahkan saat tergantung di atas kayu salib dan pada embusan nafas terakhirnya pun Ia masih berdoa. Saat ini ketika berada di sorga Yesus terus berdoa karena "...Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:25).
Jika kita rindu memiliki kehidupan yang berkualitas, kita pun harus mendisiplinkan diri dalam hal doa. Semakin disiplin berdoa semakin kita mengenal kehendak, rencana dan kuasa Tuhan. Bisakah? Disiplin berdoa pasti bisa dilakukan oleh setiap orang percaya karena Yesus sudah memberikan Roh KudusNya untuk membantu kita dalam berdoa. "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26). Roh kuduslah yang kan mengingatkan dan membangkitkan kerinduan kita untuk berdoa. Ketika kita taat terhadap tuntunan Roh Kudus Ia akan menolong kita mengembangkan sikap disiplin dalam berdoa. Kita akan diajar dan mengalami berdoa dalam Roh (bukan berarti selalu berdoa dalam bahasa roh, melainkan berdoa di segala waktu dan tempat).
Ketika kita secara konsisten mendisiplinkan diri dalam berdoa, Roh Kudus akan membawa kita kepada level yang lebih tinggi lagi, di mana melakukan kehendak Tuhan akan menjadi suatu kegemaran bagi kita, akhirnya kita pun akan menjadi saluran kuasa Roh Kudus bekerja sebagaimana janjiNya, "...melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." (Yohanes 14:12).
Tanpa disiplin berdoa mustahil kita bisa melakuka kehendak Tuhan dalam hidup ini!
Subscribe to:
Posts (Atom)