Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2011 -
Baca: Mazmur 118
"Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" Mazmur 118:24
Hari ini kita memasuki hari terakhir bulan Juni 2011. Kita rasakan bahwa setiap hari yang telah terlewati itu penuh dengan warna. Ya, inilah "...hari yang dijadikan Tuhan." Berbicara tentang hari, orang memiliki pendapat berbeda-beda. Mereka percaya ada hari yang baik dan ada pula hari yang tidak baik; ada hari yang membawa keberuntungan dan ada hari yang membawa sial; ada bulan baik dan juga bulan yang kurang baik, karenanya banyak orang merasa perlu berhati-hati dalam memilih hari, tidak sembarangan. Contohnya ketika orang hendak mengadakan suatu acara, seperti pernikahan, pindah rumah atau hendak mengadakan syukuran, mereka tidak sembarangan menetapkan hari. Mereka berkonsultasi terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua, atau bahkan sampai pergi ke dukun atau paranormal meminta petunjuk tentang hari apa yang dianggap baik untuk menggelar acara tersebut. Yang paling menyedihkan masih banyak orang Kristen yang melakukan tindakan semacam ini.
Kita harus memahami bahwa setiap kesempatan atau hari baru adalah anugerah dari Tuhan untuk kita pergunakan sebaik mungkin. Semua hari adalah sama, yang membedakan adalah sikap hati dan pikiran kita. Apa yang sedang berkecamuk di dalam hati dan pikiran kita akan menciptakan hari-hari yang akan kita lalui. Bila kita memulai hari dengan perasaan senang, hari yang kita jalani pun akan berdampak positif. Sebaliknya jika kita mengawali hari dengan kemarahan, persungutan, putus asa dan kekecewaan, maka sepanjang hari itu akan berubah menjadi hari yang kelabu dan malang bagi kita.
Kunci untuk menikmati hari baik adalah mengandalkan Tuhan setiap hari. Bergaul karib dengan Tuhan setiap hari akan menjaga hati dan pikiran kita sehingga kita mampu melihat dan menyikapi segala sesuatu secara positif. Sikap inilah yang membuat hari-hari kita menjadi baik sehingga hati kita pun akan melimpah dengan ucapan syukur. Inilah yang dirasakan Daud: "Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membiarkan aku diam dengan aman." (Mazmur 4:9). Daud menjalani hari dengan tenteram karena ia senantiasa karib dengan Tuhan.
Jika Tuhan yang baik itu menyertai kita dan kita pun tinggal di dalam Dia setiap hari, maka hari-hari yang kita lalui pun menjadi hari yang baik!
Thursday, June 30, 2011
Wednesday, June 29, 2011
PENGIKUT KRISTUS: Ada Kasih dan Kesetiaan (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juni 2011 -
Baca: Yohanes 13:36-38
"Jawab Yesus: 'Nyawamu akan kauberikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Yohanes 13:38
Yesus telah menunjukkan kasihNya dan Allah dipermuliakan di dalam Yesus. Begitu juga jika kita mempraktekkan kasih itu secara nyata kepada orang lain, kehidupan kita akan menjadi kesaksian bagi dunia yang sedang 'kering' kasih dan Tuhan pun dimuliakan melalui kita. Maka dari itu kehidupan para pengikut Kristus haruslah berbeda dari orang dunia, dan yang membedakan itu adalah buah kasih yang dihasilkan.
Mengapa kita harus menunjukkan kasih kepada orang lain? Karena Tuhan dapat memakai orang lain sebagai alatNya untuk menolong kita. Orang lain juga bisa dipakai Tuhan untuk membentuk dan memproses kita. Selain itu Tuhan pun bisa memakai kita menjadi alat untuk menjawab doa orang lain. Selain itu, seorang pengikut Kristus haruslah memiliki kesetiaan. Banyak orang pintar, cakap, rajin, tapi orang yang setia hanya bisa dihitung dengan jari. Dalam keadaan apa pun kita harus setia mengiring Tuhan. Petrus, berulang kali berjanji setia kepada Tuhan, namun janji tinggal janji. Adalah paling mudah untuk berjanji, tapi bagaimana untuk menepatinya? Simak pernyataan Petrus di hadapan Yesus: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." (Matius 26:33), "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (Lukas 22:23). Tapi kenyataannya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Yohanes 13:38b). Yang Tuhan mau dalam hidup kita bukan hanya mengatakan janji kepada Tuhan, tetapi kita juga harus melakukannya. Seringkali kita berkata seperti Petrus, "Aku akan setia melayani Tuhan kalau sakitku Kausembuhkan. Aku akan setia beribadah dan ikut doa puasa kalau Tuhan pulihkan ekonomi keluargaku". Namun ketika semua telah dipulihkan Tuhan, apa yang pernah kita ucapkan itu begitu mudah kita lupakan.
Banyak orang Kristen begitu setia mengiring Tuhan ketika semua keadaan berjalan baik dan lancar, tapi saat masalah dan tantangan datang kita rentan sekali untuk tidak setia. FirmanNya dengan tegas menyatakan, "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10c).
Kasih dan kesetiaan harus menjadi tanda bagi setiap pengikut Kristus!
Baca: Yohanes 13:36-38
"Jawab Yesus: 'Nyawamu akan kauberikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Yohanes 13:38
Yesus telah menunjukkan kasihNya dan Allah dipermuliakan di dalam Yesus. Begitu juga jika kita mempraktekkan kasih itu secara nyata kepada orang lain, kehidupan kita akan menjadi kesaksian bagi dunia yang sedang 'kering' kasih dan Tuhan pun dimuliakan melalui kita. Maka dari itu kehidupan para pengikut Kristus haruslah berbeda dari orang dunia, dan yang membedakan itu adalah buah kasih yang dihasilkan.
Mengapa kita harus menunjukkan kasih kepada orang lain? Karena Tuhan dapat memakai orang lain sebagai alatNya untuk menolong kita. Orang lain juga bisa dipakai Tuhan untuk membentuk dan memproses kita. Selain itu Tuhan pun bisa memakai kita menjadi alat untuk menjawab doa orang lain. Selain itu, seorang pengikut Kristus haruslah memiliki kesetiaan. Banyak orang pintar, cakap, rajin, tapi orang yang setia hanya bisa dihitung dengan jari. Dalam keadaan apa pun kita harus setia mengiring Tuhan. Petrus, berulang kali berjanji setia kepada Tuhan, namun janji tinggal janji. Adalah paling mudah untuk berjanji, tapi bagaimana untuk menepatinya? Simak pernyataan Petrus di hadapan Yesus: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." (Matius 26:33), "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (Lukas 22:23). Tapi kenyataannya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Yohanes 13:38b). Yang Tuhan mau dalam hidup kita bukan hanya mengatakan janji kepada Tuhan, tetapi kita juga harus melakukannya. Seringkali kita berkata seperti Petrus, "Aku akan setia melayani Tuhan kalau sakitku Kausembuhkan. Aku akan setia beribadah dan ikut doa puasa kalau Tuhan pulihkan ekonomi keluargaku". Namun ketika semua telah dipulihkan Tuhan, apa yang pernah kita ucapkan itu begitu mudah kita lupakan.
Banyak orang Kristen begitu setia mengiring Tuhan ketika semua keadaan berjalan baik dan lancar, tapi saat masalah dan tantangan datang kita rentan sekali untuk tidak setia. FirmanNya dengan tegas menyatakan, "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10c).
Kasih dan kesetiaan harus menjadi tanda bagi setiap pengikut Kristus!
Subscribe to:
Posts (Atom)