Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Januari 2020
Baca: Ayub 8:1-22
"Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran?" Ayub 8:3
Saat berada dalam masalah, penderitaan, tekanan dan kesulitan, yang sepertinya tiada berujung, biasanya orang akan cenderung untuk menjadi kecewa, marah, dan berontak kepada Tuhan dan menganggap bahwa Tuhan berlaku tidak adil terhadapnya. Ayub pun pernah mengalami dan merasakan hal itu. Padahal Ayub adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1), tapi ia pun tak luput dari penderitaan dan pencobaan yang datang secara bertubi-tubi: semua anaknya mati, harta benda ludes, dan bahkan isteri yang dikasihinya pun menghujat dia, "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (Ayub 2:9).
Alkitab menyatakan bahwa Ayub berkeluh kesah dan frustasi, sampai-sampai ia mengutuki dirinya sendiri karena tak tahan menanggung beban penderitaan yang teramat berat ini: "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan." (Ayub 3:3), dan kemudian ia juga protes kepada Tuhan, "Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya
Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku
menjadi beban bagi diriku?" (Ayub 7:20). Karena itu "...aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku." (Ayub 7:15). Prihatin dengan kondisi ini, Bildad, orang Suah, menegur Ayub, "Berapa lamakah lagi engkau akan berbicara begitu, dan perkataan mulutmu seperti angin yang menderu?" (Ayub 8:2).
Mungkin Saudara sedang kecewa dengan Tuhan, karena Saudara sudah merasa hidup benar di hadapan-Nya, tapi mengapa masalah datang silih berganti dengan tiada henti. Sementara kita melihat perjalanan hidup orang-orang di luar Tuhan sepertinya tampak mulus tanpa aral. Jangan sekali-kali menuduh Tuhan berlaku tidak adil! Tak satu pun peristiwa yang kita alami luput dari pengawasan Tuhan. Adakalanya Tuhan mengijinkan hal itu terjadi untuk menguji kadar iman kita. Segeralah Ayub menyadari kesalahannya dan mencabut semua kata-kata negatif yang pernah diucapkan (Ayub 42:6), Tuhan pun memulihkan dan memberkati Ayub dengan double portion.
Di balik masalah yang Tuhan ijinkan terjadi, ada rencana-Nya yang besar atas kita.
Amin
ReplyDeleteTerpuji dan dimuliakanlah selalu nama tuhan
ReplyDeleteAmin
Amin.πππ
ReplyDeletePencobaan² yang aku alami hanyalah pencobaan biasa dan tidak akan melebihi batas kekuatanku sebab ku percaya Tuhanku lebih besar dan memampukan aku menghadapi setiap masalah²ku dan memberiku KEMENANGAN π
ReplyDeleteAMINN πππ
God Bless πππ
Terima kasih,,,,
ReplyDeleteRenungan Firman Tuhan ini mengingatkan dan menguatkan saya untuk tetap setia dan taat kepada Tuhan Yesus meskipun pergumulan dan persoalan hidup teramat berat. Sebab Tuhan Yesus merancang kan segala sesuatu indah pada waktunya. Amin ππ
Puji Tuhan amen
ReplyDeleteYa Amin Tuhan Yesus
ReplyDeleteFirman Tuhan Ya dan Amin
ReplyDeleteAmin..amin
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmenπ
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteFirmanMU adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Thanks GOD.
ReplyDeleteAmin.
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin Puji Tuhan π
ReplyDeleteTuhan kiranya selalu berikan kekuatan, kemampuan dan jalan keluar bagi kami didalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan hidup... π π π
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteAmin, halelluya. Terimakasih atas renungan yang menegur dan menguatkan. Tuhan memberkati kita semua
ReplyDelete