Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2019
Baca: Matius 12:15b-21
"Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang
pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu
menang." Matius 12:20
Buluh adalah sejenis tumbuhan seperti alang-alang yang tumbuh liar yang sangat umum di sepanjang tepi sungai di Israel; tanaman berumpun, berakar serabut, batangnya beruas-ruas, berongga, dan keras; bambu. Buluh yang patah sangatlah lumrah bila dibuang orang, karena selain tidak ada harganya, juga tidak memiliki nilai guna. Buluh yang sudah terkulai dan tidak lagi tegak adalah tanda bahwa buluh tersebut tidak lama lagi akan mati. Sumbu adalah benang (kapas dan sebagainya) yang berfungsi sebagai jalan peresapan minyak dan sebagainya ke bagian yang disulut (tentang lampu, kompor, dan sebagainya). Bila sumbu sudah pudar nyalanya, sebentar lagi pasti akan mati.
Buluh yang terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya adalah gambaran tentang orang yang hidup dalam kegagalan, orang-orang yang 'sakit', orang-orang yang frustasi, orang-orang yang dicap 'berdosa' dan sebagainya. Jika melihat orang-orang yang demikian, respons kebanyakan orang biasanya berusaha untuk menjauhi, meremehkan, mengucilkan, menghakimi, dan mendiskreditkan. Perhatikan apa yang Tuhan perbuat terhadap mereka: Tuhan tidak akan memutuskan buluh itu dan tidak akan memadamkan sumbu yang nyalanya tinggal sedikit (ayat nas). Firman Tuhan memberikan perintah kepada kita untuk mengasihi mereka dan memberikan perhatian yang lebih kepada mereka, sebab bila kita menjauhi mereka, hal itu justru akan membuat mereka semakin terpuruk, tertekan dan frustasi, karena merasa hidupnya tidak lagi berarti.
Memang kita harus membenci segala bentuk dosa, tetapi bukan membenci orangnya. Sedapat mungkin kita harus membawa mereka kembali kepada pertobatan! Kita harus menggandeng mereka, merangkul mereka, dan menguatkan mereka, agar kembali bangkit, karena di dalam Tuhan selalu ada harapan. Inilah panggilan Tuhan bagi orang percaya, yang adalah hamba-hamba-Nya. Tuhan memerintahkan penduduk tanah Tema untuk keluar dan menyambut mereka dengan membawa air dan roti (Yesaya 21:14-15), bukan pedang dan batu. Air dan roti berbicara tentang firman Tuhan.
"...tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada
yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." 2 Petrus 3:9b
Haleluya amin 🙏😇
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmpuni hamba yang sering kali merespon salah terhadap kasihMu Bapa... *pray
ReplyDeleteTuhan Yesus berkuasa atas kami✝️✅
ReplyDeleteSangat memberkati
ReplyDelete