Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Maret 2019
Baca: Mazmur 4:1-9
"Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN." Mazmur 4:6
Adakah di antara orang percaya yang tidak pernah mengecap kebaikan Tuhan? Kita semua pasti mengalami dan merasakan kebaikan Tuhan. Karena itu kita telah mengecap kebaikan Tuhan adalah mutlak bagi kita untuk membalas kebaikan Tuhan. Dengan cara? Musa berkata kepada umat Israel: "Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba,
yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah
kekejian bagi TUHAN, Allahmu." (Ulangan 17:1).
Di zaman Perjanjian Lama dulu, setiap kali bangsa Israel datang kepada Tuhan mereka harus selalu membawa persembahan berupa hewan korban, namun tidak sembarangan hewan persembahan itu berkenan di hati Tuhan. Jadi, mereka harus membawa hewan-hewan yang terbaik: gemuk atau tambun, sehat dan tidak bercacat sebagai persembahan, karena Tuhan menyukai persembahan yang terbaik. Bagaimana dengan Saudara? Sudahkah kita memberi yang terbaik untuk Tuhan? Di zaman anugerah ini kita tidak perlu membawa hewan korban dalam ibadah atau saat datang menghadap Tuhan. Lalu, apa yang harus kita bawa kepada Tuhan sebagai persembahan? Yaitu hidup kita sendiri, seperti yang rasul Paulus sampaikan kepada jemaat di Roma: "...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1). Karena itu kita harus menjaga hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mengapa harus memberi yang terbaik dari seluruh hidup kita kepada-Nya? Karena Tuhan sudah terlebih dahulu memberikan yang terbaik untuk kita dengan mengorbankan diri-Nya. "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran." (1 Petrus 2:24); Hidup kita telah ditebus bukan dengan barang yang fana, melainkan dengan darah Kristus yang tak bernoda dan tak bercacat (1 Petrus 1:18-19). Persembahan terbaik untuk Tuhan juga berarti tidak lagi menyerahkan anggota-anggota tubuh ini sebagai senjata kelaliman, melainkan menjadi senjata kebenaran (Roma 6:13), tidak kompromi dengan dosa.
Mempersembahkan yang terbaik adalah bukti seorang benar-benar mengasihi Tuhan!
Amin!
ReplyDelete😇 roh kudus mu yang menuntun hati dan pikiran saya untuk mempersembahkan yang TERBAIK
ReplyDeleteAmin!
ReplyDeleteTuntun aku Tuhan untuk melakukan yg terbaik untukMU.Amin
ReplyDeleteamin
ReplyDeleteGod is evrything to me
ReplyDelete