Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Februari 2019
Baca: Hakim-Hakim 8:4-21
"Inilah Zebah dan Salmuna yang karenanya kamu telah mencela aku dengan
berkata: Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga
kami harus memberikan roti kepada orang-orangmu yang lelah itu?" Hakim-Hakim 8:15
Menurut sudut pandang atau tolak ukur dunia, orang dapat dikatakan berhasil apabila ia memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan, seperti: rumah yang megah, mobil, uang atau deposito di bank, berpangkat dan terkenal. Orang-orang seperti itulah yang kemudian dikagumi, dielu-elukan, dibangga-banggakan dan dikelilingi oleh banyak teman atau sahabat. Sebaliknya orang yang sederhana dan tidak memiliki apa-apa menurut pandangan sesamanya seringkali dipandang sebelah mata, diabaikan dan diremehkan. Meski demikian tak perlu kita berkecil hati, sebab Alkitab menyatakan: "dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah,
bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang
berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1 Korintus 1:28-29).
Gideon adalah contoh orang yang dipandang remeh oleh sesamanya. Ketika mengejar raja Midian dengan menyeberangi sungai Yordan bersama dengan pasukannya yang berjumlah 300 orang, sampailah ia dan pasukannya di Sukot. Lalu berkatalah Gideon kepada orang Sukot, "Tolong berikan beberapa roti untuk rakyat yang mengikuti aku ini, sebab
mereka telah lelah, dan aku sedang mengejar Zebah dan Salmuna,
raja-raja Midian." (Hakim-Hakim 8:5). Namun permintaan Gideon itu ditanggapi dengan sinis. Mereka memandang rendah Gideon, pikirnya: "Mana mungkin dengan pasukan yang berjumlah 300 orang dapat mengalahkan orang-orang Midian yang berjumlah jauh lebih besar yaitu 15.000 orang?" Secara matematis atau logika adalah mustahil Gideon dapat mengalahkan dan menangkap raja Midian tersebut.
Orang-orang Sukot lupa bahwa yang menyertai Gideon adalah Tuhan Israel yang hidup, dimana segala kuasa ada di tangan-Nya. Meski dipandang sebelah mata dan direndahkan oleh manusia tak membuat Gideon mundur, ia tetap melangkah maju dengan hidup mengandalkan Tuhan. Di akhir kisah ini dinyatakan bahwa orang-orang Midian bertekuk lutut di tangan pasukan gideon dan mereka pun mendapat malu.
Yang hidup mengandalkan Tuhan takkan pernah dipermalukan!
Amin! Puji Tuhan π π
ReplyDeleteAmin...
ReplyDeleteAmin,
ReplyDeleteTUHAN YESUS baik. Terimakasih kasih TUHAN YESUS.
ReplyDeletePuji Tuhan..
ReplyDeleteHaleluya
Haleluya
ReplyDeleteAmin.
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin puji Tuhan
ReplyDeleteAmin.. .π
ReplyDeleteAmin.. .π
ReplyDeleteAmin. . π
ReplyDeleteAminn tuhannn
ReplyDeleteAminn tuhannn
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin.
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmen
ReplyDeleteAmin. Puji Tuhan.
ReplyDeleteAminπ
ReplyDeleteAmien puji Tuhan...
ReplyDelete