Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2018
Baca: Yesaya 64:1-12
"Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan
Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan
tangan-Mu." Yesaya 64:8
Hidup orang percaya digambarkan seperti tanah liat di tangan sang penjunan. Tuhan adalah Sang Penjunan. Untuk menjadi bejana yang berdaya guna dan bernilai, tanah liat harus mengalami proses pembentukan sedemikian rupa sampai menjadi lumat, lentur dan lunak. Lalu mulailah tangan Tuhan bekerja, mengambil gumpalan tanah liat itu dan membentuknya sesuai kehendak-Nya. Kita takkan bisa lari dari yang namanya 'proses' pembentukan, sebab tidak ada istilah instan di dalam Tuhan. "Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari
kandungan; 'Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang
diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang
mendampingi Aku?'" (Yesaya 44:24).
Pembentukan Tuhan memang sakit dan tak menyenangkan, seperti berada di padang gurun, karena itulah banyak orang mengeluh, mengomel dan memberontak. Karena terus memberontak kepada Tuhan, bangsa Israel harus berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian. "...Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin,
walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: 'Jangan-jangan
bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga
mereka kembali ke Mesir.' Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau." (Keluaran 13:17-18).
Tuhan belum selesai berurusan dengan kita selama kita masih saja memberontak dan hidup menyimpang dari jalan kebenaran-Nya. "Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari
beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: 'Apakah yang kaubuat?' atau yang telah dibuatnya: 'Engkau tidak punya
tangan!' (Yesaya 45:9). Milikilah penyerahan diri kepada Tuhan saat diproses, sebab Tuhan tahu yang terbaik untuk kita. "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu,
rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain
menurut apa yang baik pada pemandangannya." (Yeremia 18:4).
Kita ini buatan Tuhan, diciptakan dalam Kristus untuk melakukan perbuatan baik (Efesus 2:10).
Ajar aku menjadi pribadi yg mau di bentuk dan tidak bersungut sungut Yesud😇 selalu bersykur😇🙏
ReplyDeleteAmen
ReplyDeleteLuar biasa cara Tuhan bekerja. 1 hari ini 2 kali diperingatkan Tuhan untuk jangan berontak. Di khotbah tadi dan renungan hari ini. I surrender God, bentuk lah aku sesuai dengan rencana Mu.
ReplyDelete