Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 November 2018
Baca: Filipi 4:4-9
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4:4
Orang biasanya bersukacita ketika sedang berada dalam situasi yang baik dan menyenangkan. Tapi begitu keadaan berubah, berada dalam masalah, kesulitan, atau situasi yang gawat dan tak mengenakkan, rasa sukacita itu pun raib seketika. Yang ada tinggal rasa sedih, muram, kecewa, marah dan frustasi.
Rasul Paulus menulis kitab ini ketika sedang dalam keadaan tidak baik, berada di dalam penjara. Ia mengalami perlakuan yang tidak adil karena dijebloskan ke penjara tanpa berbuat kejahatan. Sesungguhnya ia punya alasan kecewa, sedih, jengkel, protes atau marah, tetapi hal itu tidak dilakukannya, karena ia tahu ini adalah konsekuensi yang harus diterima sebagai pemberita Injil. Penderitaan tak menghalanginya untuk terus melayani Tuhan, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21). Rasul Paulus mengajarkan umat Tuhan untuk tetap bersukacita sekalipun dalam penderitaan dan berjerih lelah dalam melayani. Mengapa demikian? Mengapa demikian? Menurut penelitian, jika orang gampang marah, cemas, takut, tertekan, maka otaknya segera mengeluarkan noradrenalin, yaitu hormon yang sangat beracun, yang dapat membuatnya mudah sakit dan cepat tua. Sebaliknya, jika seseorang menghadapi segala sesuatu dengan sikap positif, otaknya akan mengeluarkan hormon betaendorfin, yang memperkuat daya tahan tubuh, menjaga sel otak tetap muda, melawan penuaan, menurunkan agresivitas dalam hubungannya dengan sesama, meningkatkan semangat, daya tahan dan kreativitas diri. Jadi Tuhan tahu persis bagian mana dari diri manusia yang harus dikembangkan, itulah sebabnya Dia memerintahkan kita untuk selalu bersukacita di segala keadaan.
Kita bersukacita karena kita punya dasar yang kuat yaitu janji firman Tuhan, sebab "TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia." (Ratapan 3:25). Jangan fokus pada besarnya masalah atau situasi yang ada di sekeliling kita, melainkan arahkan mata kita kepada Tuhan, yang berjanji takkan membiarkan dan meninggalkan kita. (Ibrani 13:5b).
Jaminan Tuhan inilah yang memampukan kita untuk tetap bersukacita di segala keadaan!
Amen
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteTks Tuhan atas berkat hari ini, amin
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteYa aku percaya Tuhan Yesus lebih besar daripada masalah kita dan Dia telah mengalahkan maut di kayu salib dan menang atas dosa. Maka kita patut bersukacita di setiap keadaan. Amin
ReplyDeleteRahmat Tuhan selalu baru setiap pagi π
ReplyDeletebersukacitalah...
ReplyDeleteAmin...
ReplyDeleteTerima kasih
Tuhan Yesus berkati
Engkau Baik , apapun yg terjadi .
ReplyDeleteπππAMENπππ
ReplyDeleteAmen, hati yg gembira adalah obat thks LORD
ReplyDeleteAmin, terima kasih atas renungan yang disampaikan.
ReplyDeleteAmin. terima Kasih Tuhan Yesus memberkati.
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin.
ReplyDeleteBersukacitalah senantiasa...
Sungguh indah renungan ini, puji Tuhan. Mari kita fokus pada kuasa Tuhan yg di atas segalanya. Tidak ada yg mustahil di hadapanNya, amin.
ReplyDelete