Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juni 2018
Baca: Markus 5:25-34
"Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan." Markus 5:25
Tak seorang pun mau hidup dalam penderitaan, apalagi sampai sekian waktu lamanya. Penderitaan, kesesakan, masalah, tidak pernah datang dengan permisi, tapi tiba-tiba dan tak terduga waktunya. Sedikit saja mengalami masalah, orang bisa mengeluh, bersungut-sungut, menjerit, berteriak-teriak kepada Tuhan, meminta pertolongan secepatnya.
Ada seorang perempuan yang sudah 12 tahun lamanya mengalami sakit pendarahan. Dua belas tahun bukanlah waktu yang singkat dan ini sudah cukup menjelaskan kepada kita tentang penderitaan yang ia rasakan, apalagi di kalangan orang Yahudi pendarahan merupakan suatu hal yang najis. "Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan,
yakni lelehan darah yang bukan pada waktu cemar kainnya, atau apabila ia
mengeluarkan lelehan lebih lama dari waktu cemar kainnya, maka selama
lelehannya yang najis itu perempuan itu adalah seperti pada hari-hari
cemar kainnya, yakni ia najis." (Imamat 15:25). Selain mengalami penderitaan fisik (keadaan yang semakin memburuk), perempuan ini juga harus mengalami penderitaan batin yang luar biasa karena semua orang pasti memandang rendah, menghindari, menjauhi dan mengucilkan dia. Bahkan pada zaman itu ada aturan bahwa orang yang sakit seperti ini harus diasingkan dan tidak boleh datang untuk beribadah (Bilangan 5:2-3).
Alkitab juga mencatat bahwa ketika mendatangi Kristus perempuan itu dalam keadaan miskin papa, karena harta bendanya sudah habis untuk biaya berobat kemana-mana dengan mendatangi banyak tabib, tapi tak membuahkan hasil. "Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya," (Markus 5:26). Kata 'berulang-ulang' menunjuk suatu usaha yang dilakukan secara terus-menerus dengan tiada mengenal lelah. Demi mendapatkan kesembuhan ia tidak lagi memperhitungkan berapa pun besar biaya yang harus dikeluarkan. Namun sekalipun mengalami penderitaan yang hebat perempuan ini tak berputus asa dan hilang pengharapan.
"Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" Amsal 18:14
Trimakasih, Renungan yg sangat memberkatiku.
ReplyDelete