Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 September 2017
Baca: 1 Samuel 10:1-16
"Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas
kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: 'Bukankah TUHAN telah
mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel?" 1 Samuel 10:1
Dalam menempuh perjalanan hidup tidak selamanya kita berhadapan dengan jalan yang lurus, ada banyak sekali persimpangan, yang apabila kita salah memilih di persimpangan tersebut haluan hidup kita pun dapat berubah. Salah dalam memilih jalan akibatnya pasti akan mengarah kepada hal-hal yang buruk. Pertanyaannya: apakah kita sedang berjalan dengan Pemimpin dan Pemandu sejati kita? Orang yang memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan pasti akan berkata: "Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku," (Mazmur 25:4-5a).
Saul dan Daud tak berbeda pada awalnya, Alkitab mencatat bahwa Saul diurapi Tuhan dan Daud pun demikian (1 Samuel 16:13). Kedua pemuda ini juga sama-sama memiliki paras elok: Saul "...seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorangpun dari antara orang
Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi
dari pada setiap orang sebangsanya." (1 Samuel 9:2). Pula tentang Daud: "...Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok." (1 Samuel 16:12). Apakah Tuhan memilih kedua pemuda ini karena memiliki paras elok? Tidak. Ada tertulis: "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Baik Saul maupun Daud memulai karirnya dengan penuh kerendahan hati, karena itu tangan Tuhan juga berada atas kedua pemuda ini. Keduanya dimahkotai menjadi raja pada usia yang hampir bersamaan.
Namun dalam perjalanan selanjutnya, ketika dihadapkan pada persimpangan-persimpangan, jalan yang mereka pilih berbeda. Daud memilih untuk tetap taat mengikuti jalan Tuhan, dan ketaatannya ini membawa hidup Daud semakin naik dan mengalami peninggian demi peninggian dari Tuhan. Sedangkan Saul di tengah perjalanan hidupnya memilih untuk tidak taat, dan karena ketidaktaatannya ini Tuhan menolaknya sebagai raja atas Israel (1 Samuel 15:26), dan akhir hidupnya pun sangat tragis.
Ketaatan mendatangkan berkat, ketidaktaatan menuntun kepada kehancuran!
No comments:
Post a Comment