Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juni 2017
Baca: Amsal 7:1-4
"Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu." Amsal 7:3
Supaya langkah kaki kita tidak melenceng arah firman Tuhan harus menjadi pegangan hidup kita, sebab "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Firman Tuhan harus menjadi cermin, tolak ukur, dan acuan untuk seluruh aspek kehidupan kita, baik itu dalam pekerjaan, aktivitas, pelayanan, studi, apa pun yang kita kerjakan.
Kemudian kita diperintahkan untuk menyimpan ajaran-Nya seperti kita menjaga biji mata kita sendiri. Artinya kita menempatkan firman Tuhan sebagai hal yang utama, terpenting dan berharga, lebih dari apa pun. Dari firman Tuhan itulah kita beroleh hikmat, di mana hikmat itu "...lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya." (Amsal 3:15). Jangan sekali-kali mengijinkan hal-hal yang duniawi lebih mendominasi hidup kita dibandingkan dengan firman Tuhan, sebab semua yang ada di dunia ini semata-mata berorientasi kepada tiga hal, yaitu keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup (baca 1 Yohanes 2:16), yang jelas-jelas sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Jika hal itu terjadi tentunya sangat berbahaya karena akan berdampak pada sikap, perkataan dan perbuatan kita. Tetapi jika firman Tuhan memenuhi hati dan pikiran kita setiap hari, kuasa firman itu akan bekerja di dalam kita. Caranya? Kita harus membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari seperti yang Daud perbuat: "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97). Itulah yang dimaksud menjaga firman-Nya tetap hidup di dalam hati kita.
Kita harus membuat firman Tuhan itu lekat dan menyatu dalam hidup kita, sebab "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." (Roma 10:8). Misalkan ada 'sesuatu' terikat dan tertambat di jari kita, maka ke mana pun dan di mana pun kita berada 'sesuatu' itu akan tetap bersama kita dan takkan terpisahkan.
"Mulut orang benar mengucapkan hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum; Taurat Allahnya ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidak goyah." Mazmur 37:30-31
Amin.
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteanin
ReplyDeleteAmin...
ReplyDeleteAmin...
ReplyDelete