Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Desember 2015
Baca: Mazmur 20:1-10
"...tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita." Mazmur 20:8
Ada tertulis: "Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu
berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus
menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah." (1 Petrus 2:19-20). Jika kita harus mengalami masalah, penderitaan, dibenci, dikucilkan, dianiaya karena melakukan kehendak Tuhan atau karena memberitakan Injil, inilah yang seharusnya membuat kita bangga dan patut untuk bermegah. "sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Sebab itu
terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun
menaungi aku." (2 Korintus 12:9).
Ketika kita menyadari keterbatasan, kekurangan dan kelemahan kita, saat itulah kita belajar untuk bersandar, berharap dan mengandalkan Tuhan, bukan yang lain, karena hanya Tuhanlah satu-satunya kekuatan kita. "jika aku lemah, maka aku kuat." Sebab "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Ketika mengalami jalan buntu kita sadar bahwa hanya Tuhan satu-satunya jalan keluar untuk setiap permasalahan hidup ini. Dalam kelemahanlah kita belajar untuk tidak memegahkan diri, melainkan belajar untuk memiliki kerendahan hati. Kalau saat ini kita diberkati dengan materi lebih jangan pernah berkata bahwa semua karena tangan kita, tapi Tuhanlah yang memercayakan kepada kita. "Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang
berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan;
dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya." (1 Tawarikh 29:12). Kalau kita berhasil dalam usaha dan karir, semua karena campur tangan Tuhan, Dia yang membuka pintu kesempatan untuk kita. Ketika berada 'di atas' seringkali kita lupa dan merasa tidak membutuhkan siapa-siapa.
Dalam kelemahan, kita belajar untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
"Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah
orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah
karena kekayaannya," Yeremia 9:23
No comments:
Post a Comment