Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Agustus 2015
Baca: Yeremia 18:1-17
"Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!" Yeremia 18:11b
Hidup kekristenan adalah hidup dalam pertobatan, sebab "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Sebagai ciptaan baru, yang lama harus benar-benar kita tanggalkan dengan memiliki komitmen seperti Paulus: "...ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku," (Filipi 3:13). Inilah pertobatan yang sejati!
Ada banyak orang Kristen yang berpikiran keliru, mereka mengira bahwa setelah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat atau menjadi Kristen tidak perlu bertobat lagi, karena telah diselamatkan dan dosa-dosa mereka telah ditebus melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Justru karena telah diselamatkan dan "...kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19), maka kita harus mempertahankan keselamatan yang telah kita terima itu dengan hati yang takut dan gentar, yaitu melalui pertobatan setiap hari. Jadi pertobatan itu harus dilakukan seumur hidup kita.
Kata Yunani untuk bertobat adalah metanoia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris repentance yang berarti: to undergo a change in frame of mind and feeling, secara garis besar berarti perubahan pola pikir. Secara umum pertobatan bisa pula berarti keadaan di mana orang berdosa menyesal karena dosa-dosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang firman Tuhan dan pimpinan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mau mengubah pola pikirnya, perbuatan dan hatinya, lalu berbalik dari dosanya yang jahat dan berpaling kepada Tuhan dan kebenaran-Nya. Ketika seseorang mengalami pertobatan, mata dan pikirannya terbuka untuk memahami kebenaran. Perubahan pikiran juga berarti bahwa kita bertobat atau berbalik dari ketidakpercayaan kepada iman yang sejati. Pertobatan yang sejati dalam diri seseorang menyangkut tiga hal yaitu: pikiran, perasaan (hati) dan juga kehendak. (Bersambung)
No comments:
Post a Comment