Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Agustus 2015
Baca: Amsal 4:1-27
"Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian," Amsal 4:1
Anak adalah titipan Tuhan, tetapi tugas mendidik anak adalah tanggung jawab orangtua. Dewasa ini seringkali tanggung jawab mendidik anak dibebankan hanya pada ibu, sementara si ayah jarang sekali mempunyai waktu secara intensif untuk anak-anak karena alasan sibuk dengan pekerjaan.
Alkitab mengingatkan bahwa sesibuk apa pun, seorang ayah tidak boleh meninggalkan tanggung jawabnya dalam hal mendidik anak karena ayah adalah wakil Tuhan dalam keluarga. Umumnya seorang anak (terutama anak laki-laki) akan menjadikan figur ayah sebagai role model dalam kehidupannya. Tingkah polah ayah akan menjadi perhatian tersendiri dalam hati si anak. Kalau anak sudah memiliki konsep yang salah tentang ayahnya, yang dalam kesehariannya suka bersikap kasar, suka memukul, membentak-bentak, egois dan kurang menghargai orang lain, maka secara tidak langsung itu akan mempengaruhi dan membentuk pribadi dan pola pikir si anak, bahkan ia akan meniru perbuatan ayahnya di kemudian hari.
Dalam hal mendidik anak orangtua harus bersikap keras, bahkan jikalau itu diperlukan, menurut Alkitab, orangtua boleh menggunakan tongkat, namun tanpa membangkitkan amarah anaknya. "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya." (Amsal 13:24). Yang penting adalah motivasi orangtua ketika memukul atau menghajar anak. Pukulan dan hajaran harus atas dasar kasih dengan tujuan agar si anak jera, mengerti akan kesalahannya dan bertekad tidak mengulanginya lagi. Kesalahan orangtua adalah tidak menggunakan tongkat karena mengasihi anaknya, tapi untuk melampiaskan amarah. Ini sangat berbahaya karena jika dalam keadaan marah atau jengkel, orangtua dapat memukul anaknya dengan tanpa batas dan tak terkendali. Ini merupakan kejahatan di mata Tuhan! Karena itulah firman-Nya memperingatkan: "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." (Kolose 3:21).
Ayah yang takut akan Tuhan tidak akan mengabaikan tugas dan tanggung-jawabnya mendidik anak-anaknya sesuai firman Tuhan!
No comments:
Post a Comment