Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2015
Baca: Wahyu 22:6-17
"Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat;
barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang
benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus,
biarlah ia terus menguduskan dirinya!" Wahyu 22:11
Ketaatan itu harus jelas, kita tidak bisa dalam posisi setengah-setengah. Hidup berpadanan dengan Injil berarti hidup dalam ketaatan. Ketaatan bukanlah sekedar ke gereja, mendengar firman atau sekedar melakukannya, karena ada banyak orang yang melakukan sesuatu hanya karena merasa sungkan atau takut dihukum. Ketaatan sejati merupakan kesadaran yang lahir dari dalam hati karena kasih. Tuhan Yesus berkata, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi
Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan
Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." (Yohanes 14:21).
Selain merupakan kehendak Tuhan, ketaatan akan menuntun seseorang kepada kehidupan yang berkemenangan, sebab ketika kita taat kita akan melihat dan mengalami mujizat Tuhan. Hidup taat memang berat karena ada harga yang harus dibayar: keinginan daging harus mati, manusia lama harus benar-benar ditanggalkan. Namun mujizat akan dinyatakan ketika kita hidup dalam ketaatan! Ketika kita hidup dalam ketaatan kita tidak akan mudah goyah dan akan tetap kuat dalam situasi apa pun, sebab "...TUHAN menopang orang-orang benar." (Mazmur 37:17), dan "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31b); tidak ada yang dapat memisahkan orang benar dari kasih Kristus, "Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?" (Roma 8:35).
Ketaatan kita juga merupakan bukti bahwa kita memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan, yang akan mendorong kita untuk all out bagi Tuhan, "...karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya." (Filipi 3:8a). Bukti nyata ketaatan seseorang adalah adanya perubahan hidup seperti yang terjadi dalam diri Paulus, yang telah menanggalkan manusia lama dan hidup sebagai manusia baru di dalam Kristus.
"namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Galatia 2:20
No comments:
Post a Comment