Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Mei 2015
Baca: Daniel 1:1-21
"Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja
dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin
pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya." Daniel 1:8
Pada tahun ketiga pemerintahan Yoyakim (raja Yehuda), raja Nebukadnezar dari Babel menyerbu serta menduduki kota Yerusalem. Kesempatan emas itu pun tidak disia-siakan oleh raja Babel tersebut untuk membawa beberapa orang Israel pilihan yang berasal dari keturunan raja dan kaum bangsawan yaitu orang-orang muda yang tidak bercacat cela, berperawakan baik, penuh hikmat dan pengetahuan serta memiliki kecakapan dan keterampilan untuk dipekerjakan di dalam istana kerajaan Babel (ayat 3-4).
Sebelum diperjakan sebagai pegawai raja mereka terlebih dahulu dididik selama tiga tahun sebelum dipekerjakan pada raja. Dari beberapa orang Israel yang diangkut ke Babel di antaranya adalah orang-orang Yehuda yaitu Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Supaya pemuda-pemuda itu bisa diterima sebagai pegawai kerajaan, mereka memberi nama Babel kepada mereka. Daniel yang artinya 'Allah adalah hakimku' dinamai Beltsazar, Hananya yang berarti 'Tuhan menunjukkan kasih karunia' dinamai Sadrakh, Misael yang artinya 'Siapa yang seperti Allah? dinamainya Mesakh, sedangkan Azarya yang artinya 'Tuhan menolong' dinamainya Abednego. Sekalipun memperoleh nama-nama baru yang berbau Babel tidak mengubah sikap hati dan jati diri mereka sebagai anak-anak Tuhan, mereka tetap setia kepada Tuhan yang benar!
Selama berada di Babel Daniel dan teman-temannya harus menghadapi tantangan yang sangat berat, mulai dari kebiasaan hidup yang berkenaan dengan makanan dan minuman, terlebih lagi dalam hal ibadah, karena situasi moral di Babel sepenuhnya kafir. Orang-orang di Babel menyembah kepada dewa-dewa. Meski berada di tengah lingkungan dan pergaulan yang sangat bertentangan dengan kebenaran Daniel dan teman-teman tidak terbawa arus yang ada. Ayat nas menyatakan bahwa Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum oleh raja. Hal itu sebagai bukti bahwa Daniel lebih memilih takut akan Tuhan!
Meski dihadapkan dengan banyak pencobaan, Daniel dan teman-teman tetap memiliki iman yang teguh sehingga mereka tidak mau berkompromi dengan dosa!
No comments:
Post a Comment