Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Mei 2015
Baca: Kejadian 37:1-11
"Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya
kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi
kepadanya." Kejadian 37:5
Setiap orang pasti memiliki suatu keinginan, hasrat, harapan atau cita-cita yang hendak dicapai dalam hidupnya. Keinginan besar atau hasrat yang besar dan kuat disebut ambisi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ambisi memiliki arti keinginan yang besar untuk memperoleh atau menjadi sesuatu, keinginan yang besar untuk berbuat sesuatu.
Ambisi menjadi suatu dorongan dalam diri seseorang yang memacu dia untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil yang baik dengan tujuan yang ingin ditempuh. Dengan memiliki ambisi, seseorang akan lebih termotivasi dan bersemangat dalam menjalani hidup karena ada sasaran yang hendak dicapai. Ambisi atau keinginan yang kuat akan semakin lengkap dan berpeluang besar untuk menjadi kenyataan jika disertai dengan iman dengan mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia dalam setiap kehendak dan rencana kita. Namun jika ambisi tersebut diseertai dengan motivasi terselubung yang berpusat pada diri sendiri, maka biasanya ambisi itu berjalan melawan arah dengan kehendak dan rencana Tuhan: seperti ambisi untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, mencari keuntungan bagi diri sendiri, mencari hormat dan pujian bagi diri sendiri dan sebagainya; ambisi ini sudah mengarah kepada kesombongan! Pada dasarnya memiliki ambisi itu sangat baik selama masih bisa dikendalikan dengan baik pula, namun jika tidak mampu mengendalikannya, ambisi tersebut akan menimbulkan sikap ambisius yang negatif.
Yusuf adalah anak yang sangat dikasihi oleh ayahnya dan juga beroleh kepercayaan untuk mengawasi saudaranya yang lain. Suatu ketika Yusuf beroleh mimpi dari Tuhan dan ia menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya, "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu
bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas
kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (Kejadian 37:6-7). Yusuf menceritakan pula tentang mimpinya yang lain, "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." (Kejadian 37:9b).
Karena mimpi itu saudara-saudara Yusuf sangat membencinya karena menganggap ia ambisus, bahkan ayahnya pun sempat menegornya!
Ambisi boleh saja untuk hidup yang lebih baik. namun jika sudah masuk tahap ambisius itulah yang harus kita hindari. semoga bermanfaat untuk kita semua
ReplyDeletejaga ambisi jaga marah apabila kita bisa mengatur itu semua akan Indah
ReplyDeletesemoga kita semua dapat memaknai nya amiin ..