Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 April 2015
Baca: Amsal 4:1-27
"Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;" Amsal 4:20
Timotius adalah salah satu tokoh muda di dalam Alkitab yang memiliki kualitas hidup rohani yang mumpuni sebagai dampak dari keteladanan keluarga yang sangat mengasihi Tuhan. Karena kesetiaan dan ketekunannya yang teruji Timotius beroleh kepercayaan mengerjakan tugas-tugas pelayanan yang jauh lebih besar dan menjadi rekan kerja Paulus di ladang Tuhan. Kualitas hidup Timotius tidak terbentuk secara kebetulan atau terjadi secara instan, tetapi karena benih iman yang ditanam keluarganya. Rasul Paulus berkata, "Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang
pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan
yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu." (2 Timotius 1:5).
Selain bertanggung jawab memenuhi kebutuhan jasmani anak-anaknya, orangtua juga harus mampu menjalankan perannya menjadi teladan dalam kerohanian dan membawa anak-anaknya mengasihi Tuhan. Memang bukan perkara mudah bagi orangtua menanamkan benih iman kepada anak-anak apabila orangtua gagal memberikan teladan hidup yang benar dalam kesehariannya. Perbuatan yang terlihat secara nyata dari orangtua itu jauh lebih bermakna daripada nasihat, sekalipun nasihat itu disusun dalam kalimat yang indah seindah puisi para pujangga, sebab seorang anak memiliki kecenderungan meniru polah tingkah orangtuanya atau terkondisi melakukan hal-hal yang dialami, terlihat dan yang terjadi. Semisal orangtua menyuruh anaknya rajin berdoa dan baca Alkitab, sementara orangtua jarang sekali berdoa dan baca Alkitab, hal itu bisa menjadi bumerang. Ketika orangtua menghendaki anaknya aktif beribadah dan terlibat pelayanan, sedangkan orangtua sibuk terus dengan urusan pekerjaannya dan sama sekali tidak peduli terhadap perkara-perkara rohani, kemungkinan besar perintah tersebut dianggap angin lalu. Ketika orangtua mengajar anaknya supaya mereka memiliki kasih, tapi hampir setiap hari mereka melihat dengan mata kepala sendiri orangtua ribut, mudah sekali marah, bersikap kasar dan sebagainya, maka pengaruh orangtua terhadap anak pun akan menjadi pudar. Harus ada keselarasan antara nasihat dan perbuatan!
Tanpa keteladanan hidup semua nasihat dan ajaran menjadi kurang berfaedah!
No comments:
Post a Comment