Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 April 2015
Baca: Lukas 24:13-35
"Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah
kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari
Yerusalem," Lukas 24:13
Kebangkitan Kristus seharusnya menjadi titik balik bagi kehidupan orang Kristen, sebab kebangkitan-Nya berarti kemenangan terhadap masalah terbesar yang dihadapi oleh manusia yaitu dosa, yang telah diselesaikan-Nya, "'Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?' Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." (1 Korintus 15:54-57). Jika masalah terbesar manusia saja sudah diselesaikan-Nya, alangkah mudahnya masalah kehidupan kita sehari-hari. "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:17), sehingga kita menjadi "...lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37).
Banyak orang Kristen yang tidak merespons berita kebangkitan Kristus: bersikap dingin, biasa-biasa saja dan tidak antusias sedikit pun. Mereka menganggap bahwa peringatan kebangkitan Yesus Kristus tak lebih dari sekedar tradisi tahunan orang Kristen. Sikap kurang antusias juga ditunjukkan oleh murid-murid Yesus sendiri, bahkan dua orang dari antara mereka ada yang memilih untuk meninggalkan Yerusalem menuju Emaus yang berjark 7 mil jauhnya. Kata Yerusalem yang berarti kota sejahtera, justru mereka tinggalkan dengan perasaan yang teramat kecewa dan pedih hati karena peristiwa penyaliban dan kematian Sang Guru yang mereka harapkan dapat membawa pemulihan bagi Israel dan tampil sebagai Raja yang dapat membebaskan mereka dari penjajahan pemerintahan Romawi pada waktu itu, namun yang terjadi justru sebaliknya, mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Yesus harus mengalami aniaya, dipermalukan dan mati tergantung di kayu salib, serta menjadi tontonan banyak orang. Itulah sebabnya mereka tidak bisa menerima kenyataan dan menjadi kecewa.
Tuhan Yesus menegaskan bahwa jika biji gandum tidak mati maka ia tetap satu biji saja (baca Yohanes 12:24), namun jika ia mati ia akan menghasilkan banyak buah.
Itulah yang Yesus Kristus kerjakan di kayu salib, Dia mati agar kehidupan baru yang berkemenangan dapat dinikmati oleh setiap orang percaya!
Amin Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDelete