Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Maret 2015
Baca: Galatia 6:1-10
"Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat
baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." Galatia 6:10
Hidup dalam persekutuan berarti mau menerima orang lain apa adanya dengan segala kelemahan dan kekurangannya, serta mau melayani satu sama lain seperti teladan Tuhan Yesus yang rela membasuh kaki murid-murid-Nya, "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." (Yohanes 13:15). Hidup dalam persekutuan berarti pula mau bertolong-tolongan dan saling menanggung beban, demikianlah nasihat Paulus, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." (Galatia 6:2).
Mari belajar dari orang Samaria yang murah hati. Ia rela berkorban untuk orang lain tanpa pamrih meskipun orang yang ditolongnya adalah seteru bangsanya. Ada tertulis, "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita
kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu,
bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17). Yang dimaksud mengasihi bukan sekedar membalas kebaikan yang telah kita terima dari orang lain, "Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada
kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian." (Lukas 6:33); tetapi Tuhan menghendaki kita menyatakan kasih itu secara nyata kepada semua orang tanpa terkecuali, termasuk musuh sekalipun. Kasih Tuhan akan selalu mengalir di dalam kehidupan kita apabila kita juga terus mengalirkan kasih yang telah kita terima itu kepada orang lain. Sebagai orang percaya kita harus dapat menjadi sumber kasih Tuhan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita, sehingga mereka akan menemukan dan merasakan aliran kasih Tuhan melalui kehidupan kita di mana pun dan kapan pun waktunya.
Sesungguhnya kasih adalah sarana penginjilan dan alat kesaksian yang paling efektif, karena ada banyak orang yang tidak bisa dijangkau dengan hanya diberi khotbah, tapi hati orang akan mudah tersentuh ketika kita melakukan perbuatan kasih.
Memiliki persekutuan yang erat dengan saudara-saudara seiman selaku sesama anggota keluarga Kerajaan Sorga adalah proses pembelajaran dan latihan bagi kita untuk mempraktekkan kasih, sebelum kita melangkah ke luar.
No comments:
Post a Comment