Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 November 2014
Baca: Mazmur 104:1-9
"Batas Kautentukan, takkan mereka lewati, takkan kembali mereka menyelubungi bumi." mazmur 104:9
Setinggi-tingginya langit pasti ada batasnya, selebar-lebarnya daratan ada batasnya, sedalam-dalamnya lautan dan samudra juga ada batasnya, juga luasnya bumi ada batasnya. Tak terkecuali dengan manusia, ia memiliki kekuatan dan kemampuan yang sangat terbatas, termasuk umur dan masa hidup pun ada batasnya. Semua hanya tinggal menunggu giliran waktu saja, "...seperti suatu giliran jaga di waktu malam." (Mazmur 90:4). Hal ini disadari oleh Musa: "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh
tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab
berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap." (Mazmur 90:10).
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa untuk segala sesuatu yang ada di dunia ini memang ada batasnya. Pengkotbah pun menyatakan, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." (Pengkhotbah 3:1). Siapakah yang membatasi semua yang ada di bawah langit ini? Ialah Tuhan, tiada yang lain, karena Dia adalah "...Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat," (Ulangan 10:17). Sungguh, Dia adalah Tuhan yang tiada tandingan-Nya, Ia lebih besar dari apa pun dan siapa pun. Jadi jika kita menyadari bahwa segala sesuatu ada batasnya, maka kita harus: 1. Belajar bergantung penuh kepada Tuhan, percaya kepada-Nya dan mengandalkan Dia dalam segala hal. Siapakah kita ini sehingga tidak hidup bergantung kepada Tuhan, melupakan Dia dan lebih mengandalkan kekuatan, kemampuan dan kepintaran diri sendiri? Seringkali kita merasa diri hebat, pintar, bijak dan mampu. Ingatlah kita ini hanyalah debu (Kejadian 3:19), tak lebih daripada embusan nafas (Yesaya 2:22), dan "seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu." (Mazmur 90:5-6).
Jadi, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak," (Amsal 3:5-7). Yesus berkata, "...di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5b).
Jika demikian, masihkah kita membangga-banggakan diri sendiri?
Jika kita bisa naik keatas langit paling tinggi sekalipun, pasti ada batasnya
ReplyDeleteAmin Puji Tuhan 🙏
ReplyDelete