Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Oktober 2014
Baca: Mazmur 28:1-9
"...yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan." Mazmur 28:3
Apa itu munafik? Munafik memiliki arti: bermuka dua, orang yang perkataannya berbeda dengan isi hatinya, penuh dengan kepura-puraan, apa yang diucapkan tidak sesuai dengan perbuatannya. Dalam Perjanjian Baru (PB) kata munafik diterjemahkan dari kata Yunani, hupokrithes, yang diartikan: seorang pemain drama atau sandiwara. Peran/karakter yang mereka lakoni di atas panggung sangat bertolak belakang dengan kenyataan sehari-hari.
Kemunafikan adalah hidup yang sedang in dalam kehidupan masyarakat di zaman sekarang ini, yang akhirnya menghasilkan budaya berpura-pura. Munafik berarti penuh kepalsuan atau kepura-puraan. Inilah yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka sangat expert dalam hal Alkitab atau Taurat, tapi sayang hal ini tidak selaras dengan perbuatan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus sangat mengecam mereka dan menyebutnya sebagai orang-orang yang munafik, karena hanya bisa mengajar orang lain tapi ia sendiri tidak melakukan apa yang mereka ajarkan, bahkan perbuatan mereka sangat bertolak belakang. Pelayanan hanya mereka jadikan topeng belaka. Tuhan Yesus berkata, "Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan
kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya." (Matius 23:3). Hidup dalam kemunafikan adalah tanda bahwa seseorang tidak sungguh-sungguh bertobat dan tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Karena tidak ingin kehilangan pamor atau reputasi, dengan segala upaya mereka berusaha menutupi segala kebobrokannya dengan menampilkan hidup yang seolah-olah rohani (suci) melalui aktivitas-aktivitas keagamaan dengan tujuan supaya dipuji, dihormati dan dihargai oleh orang lain. "...di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan." (Matius 23:28).
Apakah selama ini kita menjalani kehidupan kekristenan kita dengan penuh kepura-puraan? Ibadah dan pelayanan yang kita lakukan jangan sampai hanya sebatas aktivitas jasmaniah, sementara hati dan perbuatan kita sangat jauh dari kebenaran.
Buanglah segala kemunafikan, sebab Tuhan sangat benci orang yang demikian!
Terima kasih firmannya sangat bagus🙏🏼🙏🏼🙏🏼 TYM
ReplyDeleteterberkati
ReplyDeletesya anak sekolah, dan renungan ini sangat bagus, dan saya jadikan sebagai khotbah untuk ibdah keagamaan dsklh🙏😇
ReplyDelete