Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2014
Baca: Mazmur 119:145-152
"Aku berseru dengan segenap hati; jawablah aku, ya TUHAN! Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang." Mazmur 119:145
Setelah tahu bahwa Tuhan Yesus tidak lagi menyebut kita sebagai hamba, melainkan menjadikan kita sahabat-Nya, maka kita pun harus berusaha supaya kita benar-benar layak disebut sebagai sahabat Tuhan. Langkah awal adalah membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan. Dapatkah kita dikatakan bersahabat dengan seseorang bila kita tidak pernah menghabiskan waktu bersama orang tersebut? Untuk menjadi sahabat Tuhan Yesus kita pun harus memiliki banyak waktu bersama-Nya. Tekun dalam doa adalah cara untuk kita karib dengan Tuhan dan mengenal pribadi-Nya. Jika kita bersekutu dengan Tuhan hanya sekali dalam seminggu saat ibadah saja, inikah yang disebut karib?
Persahabatan dengan Tuhan harus dibangun setiap waktu. Belajarlah seperti Daniel: "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem;
tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang
biasa dilakukannya." (Daniel 6:11b). Berdoa yang dimaksudkan bukan sekedar berdoa saat makan, setelah bangun tidur dan saat mau tidur, tapi kita menyediakan waktu secara khusus dan konsisten untuk Tuhan: bercakap-cakap dengan Dia, mencurahkan isi hati kita, memuji, menyembah dan juga mendengar suara-Nya. Sebagai sahabat, Tuhan rindu kita senantiasa melibatkan Dia di segala aspek kehidupan kita, karena itu Ia pun menghendaki kita berdoa dengan tiada berkeputusan dan tidak jemu-jemu. Jadi, "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17), artinya tiada waktu yang terlewatkan tanpa kita berkomunikasi dengan Tuhan. Selanjutnya adalah merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Mustahil seseorang menjadi sahabat Tuhan tanpa mengetahui kehendak dan rencana-Nya yang tertulis dalam Alkitab.
Mari kita belajar dan meneladani hidup Daud yang sangat menghormati dan menghargai firman Tuhan sehingga ia berkata, "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya." (Mazmur 119:97, 129).
No comments:
Post a Comment