Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juni 2014
Baca: Roma 4:18-25
"dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." Roma 4:21
Berbicara tentang keteguhan hati menantikan janji Tuhan, rasul Paulus mengajak kta untuk belajar dan meneladani hidup Abraham, "Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap
juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa," (Roma 4:18). Pada waktu itu Abraham telah berumur 100 tahun, Sara juga sudah tidak mungkin lagi mengandung karena rahimnya telah tertutup. Jadi untuk memiliki keturunan, secara manusia hal itu adalah mustahil.
Namun Tuhan telah berjanji kepada Abraham bahwa ia akan memiliki keturunan yang banyaknya seperti bintang di langit. "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Kejadian 15:5). Dalam situasi demikian Abraham dan Sara memiliki alasan kuat untuk meragukan janji Tuhan dan imannya memudar. Tetapi Alkitab menyatakan: "...terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah," (Roma 4:20), maka "...TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (Kejadian 15:6). Seringkali apa yang dijanjikan Tuhan itu apabila kita ukur dan bandingkan dengan kenyataan yang ada sangat bertolak-belakang. Adalah manusiawi sekali jika Sara sempat tertawa mendengar janji Tuhan itu karena ia sadar bahwa usianya sudah tua. Ditinjau dari sudut ilmiah dan akal sehat tidaklah mungkin seorang wanita yang telah mati haid dapat mengandung. "Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku." (Kejadian 21:6). Kalau janji tersebut disampaikan kepada kita saat ini pastilah kita juga akan tertawa dan sulit untuk percaya.
Intinya, kepercayaan Abraham terhadap janji Tuhan tidak terpengaruh sedikit pun oleh situasi dan keadaan yang ada. Mata imannya terus tertuju kepada Tuhan. Sikap inilah yang harus kita praktekkan dalam kehidupan ini. Bagaimana dengan kita? Iman percaya kita seringkali bergantung pada situasi dan keadaan yang ada dan akhirnya kita pun tidak mengalami penggenapan janji Tuhan secara penuh, karena sikap kita yang mudah berubah.
Mari kita "...hidup karena percaya, bukan karena melihat." 2 Korintus 5:7
No comments:
Post a Comment