Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 April 2014
Baca: Mazmur 50:1-23
"Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;" Mazmur 50:23
Kita dapat membedakan suatu barang dari barang lain adalah dari ciri yang dimiliki oleh barang tersebut. Begitu juga kehidupan orang percaya dapat dibedakan dari orang-orang di luar Tuhan. Menjadi orang yang berbedea dari dunia adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya. "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Salah satu perbedaan yang harus dimiliki setiap anak Tuhan adalah hal mengucap syukur. Firman Tuhan mengajar kita agar memiliki hati yang senantiasa bersyukur, tidak peduli situasi dan kondisinya. Apa pun keadaannya kita harus mampu menjadi orang yang senantiasa bersyukur. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18). Masalah, sakit-penyakit, beban yang berat, krisis, penderitaan adalah hal-hal yang acapkali menjadi penghalang bagi seseorang mengucap syukur. Dalam kondisi seperti ini orang memiliki kecenderungan untuk bersedih, muram, stres, putus asa dan berurai air mata.
Sebagai orang percaya sesungguhnya kita memiliki banyak alasan untuk selalu mengucap syukur. Bisa bernafas, memiliki tubuh yang sehat saja sehingga bisa beraktivitas merupakan berkat yang tak ternilai harganya. Perwujudan hati yang melimpah dengan ucapan syukur adalah senantiasa memuji-muji Tuhan. Pemazmur menasihati, "Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam
pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah
nama-Nya!" (Mazmur 100:4). Memuji Tuhan adalah ungkapan iman yang kita nyatakan melalui bibir lidah kita. Saat kita memuji Tuhan saat itu pula Iblis pasti lari ketakutan sehingga ia tidak akan mengambil keuntungan dari kita. Sebab itu puji-pujian paling dibenci oleh Iblis. Itulah sebabnya Daud menjadikan puji-pujian kepada Tuhan sebagai gaya hidupnya. "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau," (Mazmur 119:164). Daud sangat percaya bahwa ada kuasa di balik puji-pujian karena Tuhan bersemayam di atas pujian umatNya (baca Mazmur 22:4).
Selalu memuji - muji Tuhan adalah perwujudan hati yang senantiasa bersyukur!
Amin
ReplyDeletePuji Tuhan
Amin,,, GBU
ReplyDeleteTuhan Yesus memberkati hari kita amin.
ReplyDeleteHaleluya!
ReplyDeleteAku mau memujiMu ya Bapa ya Allahku
ReplyDeleteAMIN
ReplyDelete