Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Januari 2014
Baca: Mazmur 148:1-14
"Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!" Mazmur 148:2
Setelah kita menjadi murid Yesus kita pun harus melangkah untuk menjadi muridNya yang penuh loyalitas, radikal dan sungguh-sungguh mau membyar harga dengan ketaatan, bahkan menderita bagiNya sehingga kita dapat disebut sebagai tentara atau prajurit Kristus. "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus." (2 Timotius 2:3). Kita semua tahu bahwa tidak semua orang bisa menjadi tentara atau prajurit. Mereka adalah orang-orang pilihan yang telah lulus seleksi secara ketat: mulai dari postur tubuh, tes fisik, tes kesehatan dan sebagainya. Tidak ada profesi lain yang melebihi profesi tentara/prajurit dalam hal pengabdian dan pengorbanan kepada bangsa dan negaranya. Bukan hanya itu! Tidak ada profesi lain yang melebihi profesi tentara/prajurit yang rela mati untuk bangsa dan negaranya. Itulah sebabnya firman Tuhan menjadikan tentara atau prajurit sebagai salah satu bentuk keteladanan bagi orang percaya.
Tentara harus mengalami proses tempaan di 'kawah candradimuka', masuk dalam camp dan menjalani latihan dengan disiplin yang sangat tinggi. Kita mungkin berpikir modal menjadi tentara cukup badan tegap dan kekar karena harus melakukan latihan fisik yang keras. Memang, tentara dituntut memiliki fisik yang kuat, namun bukan hanya itu, diperlukan pula kecerdasan intelektual karena mereka harus terus mengikuti pendidikan berjenjang dalam karir kemiliterannya, sehingga ilmu strategi perang mereka makin bertambah supaya pada saat terjun di medan peperangan yang sesungguhnya mampu mengalahkan lawan-lawannya dan tampil sebagai pemenang. Jadi memiliki fisik yang kuat tidaklah cukup, ia juga harus cerdas dan terampil. Namun lebih dari semua itu, yang paling diperlukan dari tentara/prajurit sejati adalah kesetiaan dan pengabdiannya. Demikian pula bagi tentara Kristus! Dan inilah kunci menjadi prajurit Kristus yang baik: "...tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4).
Sudahkah kita setia mengerjakan tugas yang dipercayakan Tuhan dan mengabdi penuh kepadaNya? Ia adalah komandan kita, karena itu kita harus taat kepadaNya.
Setia dan penuh pengabdian adalah karakter utama seorang tentara Kristus!
No comments:
Post a Comment