Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2014
Baca: 2 Petrus 1:1-22
"Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu." 2 Petrus 2:1a
Secara luar penampilan para nabi palsu itu sangat meyakinkan dan lebih keren, istilah di zaman sekarang ini adalah 'glamour', sehingga banyak orang terkecoh dan masuk dalam perangkapnya. Berbeda dengan Yehezkiel, utusan Tuhan yang benar yang berpenampilan sangat sederhana. Perlu kita ingat bahwa sebutan hamba Tuhan tidak hanya mengacu kepada pendeta atau penginjil saja, tetapi setiap orang percaya adalah hamba-hamba Tuhan yang diutusNya untuk memberitakan Injil, bersaksi dan menjadi berkat di tengah-tengah dunia ini. "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).
Seorang hamba Tuhan yang benar memiliki motivasi yang benar dalam pelayanan. Fokus pelayanannya adalah untuk hormat dan kemuliaan Tuhan sehingga hati dan pikirannya dipenuhi dengan visi dari Tuhan, bukan full ambisi dan keinginan pribadinya. Tidak ada tendensi mencari popularitas pribadi, apalagi memperkaya diri sendiri, sehingga masalah, penderitaan, ujian, tantangan, tekanan dan berbagai kesulitan yang ada tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap melakukan yang terbaik bagi Tuhan, artinya Rohnya selalu menyala-nyala bagi Tuhan di segala keadaan. Sebaliknya, hamba Tuhan yang tidak benar atau palsu orientasi pelayanannya berfokus pada diri sendiri, mencari pujian dari manusia, bahkan menjadikan pelayanan sebagai ladang bisnis sehingga tidak segan-segannya mereka memasang banderol tinggi alias mematok tarif dengan harga tertentu, disertai request fasilitas terbaik bila diundang untuk melayani.
Selain itu hamba Tuhan yang benar menguasai diri dalam segala hal dan mati terhadap daging. Paulus berkata, "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah
memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27). Kita harus berani bertindak tegas terhadap dosa dan tidak lagi berkompromi. Namun masih ada hamba Tuhan yang takut menegur atau dengan sengaja bungkam ketika melihat jemaatnya hidup dalam ketidaktaatan. Setelah ditelusuri ternyata jemaat tersebut adalah orang yang paling berpengaruh, kaya dan donatur tetap gereja.
Jadilah hamba Tuhan yang benar, jangan dipenuhi oleh kepalsuan!
Terimakasih atas renungannya, semoga ini dapat menjadikan kita hamba Tuhan yang benar dan tidak dipenuhi kepalsuan. Terimakasih
ReplyDelete