Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 November 2013 -
Baca: Matius 7:15-23
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga." Matius 7:21
Seberapa lama kita menjadi Kristen, seberapa sibuk kita melayani pekerjaan Tuhan, seberapa pintar kita memainkan alat musik di gereja, seberapa bagus suara kita saat memimpin pujian atau seberapa tinggi ilmu teologia kita tidak menjadi jaminan bahwa kehidupan kita berkenan pada Tuhan dan menyenangkan hatiNya. Yang menyita perhatian Tuhan dan membuat mataNya tertuju kepada kita adalah ketaatan kita dalam melakukan kehendakNya. "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar," (Mazmur 34:16). Namun bukanlah perkara yang mudah melakukan kehendak Tuhan dalam hidup ini, terlebih-lebih kita berada di tengah-tengah dunia yang dipenuhi keinginan daging, keinginan mata dan segala keangkuhan hidup (baca 1 Yohanes 2:16).
Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak aturan-aturan yang dibuat dengan tujuan untuk ditaati. Contohnya rambu-rambu lalu lintas. Banyak orang patuh pada rambu-rambu hanya karena mereka takut pada polisi/petugas atau takut kena tilang/hukuman. Jadi yang mendasari mereka untuk taat kepada peraturan bukanlah kesadaran dari dalam diri sendiri. Tuhan senang jika anak-anakNya melakukan kehendakNya dan taat kepadaNya bukan karena takut kepadaNya, mengira Ia Pribadi yang kejam dengan murka yang menyala-nyala, siap menghukum siapa saja yang melanggar firmanNya. Namun sebagai Bapa yang baik Dia lebih senang jika Ia dikasihi, dihormati dan dipercayai daripada ditakuti. Tanda seorang anak mengasihi menghormati dan mempercayai Bapanya adalah melalui ketaatannya. Sebaliknya bukti anak yang tidak mengasihi, tidak menghormati dan tidak menghargai bapanya adalah ketidaktaatan.
Pertanyaan: sudahkah aktivas-aktivitas rohani yang kita lakukan selama ini berjalan beriringan dengan ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan? Orang kristen disebut juga sebagai orang percaya. Tapi bila pengiringan kita kepada Tuhan tidak disertai ketaatan kita akan disebut sebagai orang yang tidak percaya, sebab ketidaktaatan adalah bukti ketidakpercayaan, sekalipun kita percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. (Bersambung)
No comments:
Post a Comment