Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 November 2013 -
Baca: Kejadian 41:37-57
"Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak
laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On." Kejadian 41:50
Jika memperhatikan kisah perjalanan hidup Yusuf yang penuh liku dan diwarnai banyak penderitaan, serta kemudian ada happy ending yang dialaminya, pemazmur berkata, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20). Yusuf mengalami kebahagiaan di akhir hidupnya. "Dari dalam gelap akan terbit terang!" (2 Korintus 4:6).
Sejak masih tinggal di rumah Yusuf sudah harus mengalami penderitaan oleh karena mimpi-mimpinya dan perlakuan istimewa ayahnya, yang membuat saudara-saudaranya membenci dan berkeinginan membunuhnya. Yusuf pun dibuang ke dalam sumur kering kemudian dijual ke Mesir kepada Potifar. Berakhirkah penderitaan Yusuf? Tidak. Di rumah Potifar Yusuf difitnah secara keji oleh isteri Potifar sehingga ia harus dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam penjara inilah Yusuf bertemu dengan juru roti dan juru minuman Firaun yang juga sama-sama dipenjara, dan Yusuf mengartikan mimpi kedua hamba Firaun tersebut. Suatu kali bermimpilah Firaun dan tidak ada seorang pun orang berilmu di Mesir yang sanggup mengartikan mimpi tersebut. Atas informasi juru minuman sampailah Yusuf di istana Firaun. Dengan hikmat Tuhan Yusuf mengartikan mimpi Firaun sang raja hingga akhirnya ia diangkat sebagai penguasa di tanah Mesir.
Kasih dan kemurahan Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Saat berada di Mesir lahirlah dua anak laki-laki bagi Yusuf: "Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: 'Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada
rumah bapaku.' Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: 'Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.'" (Kejadian 41:51-52). Kebaikan dan kemurahan yang diterima dari Tuhan membuatnya lupa atas segala kesukaran dan kesengsaraan di masa lalu. Yusuf mengalami multiplikasi berkat dalam hidupnya. Mimpi yang dialami Yusuf benar-benar menjadi kenyataan. Itu adalah upah ketekunan, kesabaran dan ketaatannya kepada Tuhan.
Seberat apa pun keadaan kita tetaplah kuat dan belajarlah untuk selalu taat, sebab "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," Pengkotbah 3:11
No comments:
Post a Comment