Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 September 2013 -
Baca: Kisah Para Rasul 9:1-19a
"Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk
memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan
orang-orang Israel." Kisah 9:15
Hari ini kita belajar dari seorang yang telah diubahkan hidupnya dan menjadi pelayan Tuhan yang luar biasa: Rasul Paulus, dahulu bernama Saulus, dilahirkan di Tarsus. Secara keturunan ia terlahir sebagai bangsa Yahudi dan tumbuh sebagai seorang ahli Taurat.
Sebelum bertemu dengan Yesus dan bertobat ia adalah seorang pemeluk agama Yahudi yang taat dan sangat membenci pengikut Kristus. Namun pertemuannya dengan Yesus telah mengubah hidupnya secara drastis: "Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata
kepadanya: 'Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?' Jawab Saulus: 'Siapakah Engkau, Tuhan?' Kata-Nya: 'Akulah Yesus yang kauaniaya itu.'" (Kisah 9:3-5). Setelah itu "Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum." (Kisah 9:9). Pengalaman adikodrati ini telah membuka mati hati Paulus bahwa ia telah dipanggil Tuhan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir dan dipilih Tuhan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan. Firman Tuhan kepada Paulus, "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!" (Kisah 18:9). Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana indah atas hidupnya. Ia pun berkomitmen untuk mengabdikan seluruh hidupnya bagi Injil. Pertobatannya mengubah pandangan hidupnya secara total.
Dalam melayani Tuhan rasul Paulus bukanlah orang yang mengedepankan penampilan lahiriahnya, melainkan pada sesuatu yang ada di dalam dirinya: karakter, sikap dan kepribadiannya. Tidak ada kepura-puraan dalam pelayanan Paulus, atau melayani demi kepentingan pribadi dan dengan motivasi yang tidak benar. Yang ada dalam benaknya hanyalah bagaimana ia bisa memuliakan Kristus, yang telah mati bagi dirinya: "Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah...Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:20-22a).
Hidup Paulus berubah total setelah bertemu dengan Yesus!
No comments:
Post a Comment