Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 September 2013 -
Baca: Mazmur 119:97-104
"Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu." Mazmur 119:101
Daud adalah contoh orang yang memiliki kepekaan rohani. Dalam segala hal ia senantiasa melibatkan dan meminta petunjuk Tuhan sebelum mengambil keputusan apa pun.
Suatu ketika orang-orang Filistin mendengar bahwa Daud telah diurapi menjadi raja Israel. Mereka pun berniat mencarinya dan hendak mencabut nyawanya. Menghadapi ancaman tersebut Daud tidak langsung bertindak dengan mengumpulkan bala tentaranya dan menyusun strategi perang, tapi ia merendahkan diri di hadapan Tuhan dan meminta nasihatNya, "'Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah
mereka ke dalam tanganku?' TUHAN menjawab Daud: 'Majulah, sebab Aku
pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.'" (2 Samuel 5:19). Setelah mendengar suara Tuhan dan mengerti kehendakNya ia melaksanakan perintah Tuhan. Hal ini membuktikan bahwa Daud sangat menghargai pikiran dan perasaan Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan berkata, "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." (Kisah 13:22b).
Apa yang dilakukan Daud sehingga ia menjadi orang yang begitu peka rohaninya? 1. Hati yang terbuka terhadap teguran. Hati Daud mudah hancur. Ketika ditegur oleh Natan karena dosa perzinahannya dengan Betsyeba, Daud pun menyesali dosanya. "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:3-4). Daud senantiasa rindu dibaharui oleh Tuhan supaya ia tidak lengah rohani atau jatuh dalam kesalahan lagi. 2. Daud senantiasa merenungkan firman Tuhan. Dia melakukannya bukan karena kebiasaan atau kewajiban, tapi karena kasihnya kepada Tuhan. "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97).
Jika kita mengasihi Tuhan kita pasti rindu selalu dekat denganNya dan mendengar suaraNya sehingga hidup kita bisa seirama dengan kehendak Tuhan.
Hati yang rela dibentuk dan senantiasa membangun kekariban dengan Tuhan adalah langkah menuju kepekaan rohani.
No comments:
Post a Comment