Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Agustus 2013 -
Baca: Amsal 21:1-31
"Orang bijak dapat memanjat kota pahlawan-pahlawan, dan merobohkan benteng yang mereka percayai." Amsal 21:22
Bermimpi berarti memiliki sesuatu dalam pikiran sebelum diwujudkan menjadi kenyataan. Mimpi jenis ini bukanlah mimpi sebagai 'kembang tidur', tetapi mimpi yang didalamnya berisikan cita-cita dan kerinduan untuk menggapai sesuatu, yang terkadang sulit dipahami oleh akal sehat kita. bermimpi di sini artinya berpikir besar mencita-citakan hal-hal yang besar dan hebat dengan memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri. Segala sesuatu, apa saja yang berhasil diwujudkan oleh seseorang, berawal dari mimpi, cita-cita, angan-angan, yang ditanamkan Tuhan dalam hati dan pikirannya, yang terjadi bukan tanpa rintangan atau masalah. Justru melalui masalahlah kita dibentuk menjadi pribadi yang kuat sehingga kita tidak menyerah kepada keadaan dan tetap melangkah maju menggapai impian tersebut. Namun umumnya setiap kali masalah datang, banyak yang menunjukkan reaksi yang negatif: mengeluh, frustasi, marah, kecewa dan putus asa. Kita seringkali tidak menyadari bahwa di balik besarnya masalah justru tersimpan kesempatan yang memungkinkan kita memiliki masa depan yang besar pula.
Tanpa melewati Goliat, Daud tidak akan pernah menjadi raja! Ketika kita berhasil mengalahkan 'raksasa', kita sedang menapaki anak tangga baru yang lebih tinggi dalam kehidupan kita. Bermimpi bukanlah menanti badai berlalu, melainkan berani menghadapi badai dengan penuh keberanian. "Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka
segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin
itu;" (1 Samuel 17:48). Yusuf harus melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya: dijual menjadi budak, difitnah dan dipenjarakan karena mimpinya yang besar. Meski demikian, ia tetap berpegang pada visi yang diterima dari Tuhan dengan hidup seturut kehendakNya, sampai saatnya Tuhan bertindak sehingga mimpi yang besar itu menjadi kenyataan dan hidup Yusuf pun menjadi kesaksian dan berkat bagi banyak orang.
Bagi orang yang 'kualitas rohani'nya 'biasa-biasa' saja, menghadapi masalah yang kecil saja mudah kecewa dan putus asa, karena itulah hidup mereka pun hanya biasa-biasa saja; mereka menginginkan berkat yang besar tapi tidak mau menghadapi tantangan yang besar pula dan lebih memilih untuk lari dari masalah. (Bersambung)
No comments:
Post a Comment