Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juli 2013 -
Baca: Yohanes 9:1-41
"Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." Yohanes 9:3
Bermuara pada apa pun keadaan kita, biarlah kita memiliki pengertian yang berbeda dan memandang semua masalah dan penderitaan yang kita alami dari sudut pandang rohani.
Ayat nas menegaskan bahwa penderitaan adakalanya diijinkan terjadi supaya pekerjaan-pekerjaan Tuhan dinyatakan seperti yang dialami oleh orang yang buta sejak lahir, yang disembuhkan Tuhan dengan caraNya yang ajaib. "...Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta," (Yohanes 9:6). Secara manusia orang yang buta sejak lahir tidak mungkin disembuhkan, tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Penderitaan yang dialami oleh orang buta itu adalah kesempatan baginya untuk mengalami kuasa dan kebesaran Tuhan.
Maria dan Marta dalam peristiwa lain sebenarnya punya alasan untuk kecewa dan marah kepada Tuhan, karena ketika kabar tentang adiknya (Lazarus) yang sedang sakit sampai kepada Tuhan, Tuhan justru dengan "...sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;" (Yohanes 11:6), sampai pada akhirnya Lazarus meninggal. Pasti semua orang akan berkata, "Nasi sudah menjadi bubur." Namun dalam setiap perkara tidak ada satu pun yang kebetulan, Tuhan tetaplah Pribadi yang memegang kendali hidup kita. Manusia seringkali berkata bahwa semuanya sudah terlambat, tapi tidak bagi Tuhan! Karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11). Maksud dari semuanya itu adalah supaya kuasa dan kemuliaan Tuhan dinyatakan dengan menyadari bahwa kekuatan manusia itu sangat terbatas, karena itu jangan pernah membatasi kuasa Tuhan yang tak terbatas itu dengan keterbatasan kita.
Penderitaan adalah juga cara Tuhan untuk menegur dan mengingatkan kita agar karakter kita makin dilebur dan dimurnikan. Ayub yang sempat pahit hati karena penderitaan akhirnya menyadari dan hatinya pun diubahkan, sehingga ia dapat berkata, "Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." (Ayub 42:2).
Melalui penderitaan, Tuhan hendak memurnikan iman dan ketaatan kita supaya kita bisa menjadi alatNya untuk menyaksikan perbuatanNya yang heran dan ajaib!
No comments:
Post a Comment