Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 April 2013 -
Baca: 1 Korintus 4:6-21
"Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang
engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang
menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak
menerimanya?" 1 Korintus 4:7
Ketika Tuhan Yesus dan murid-muridNya mendekati Yerusalem melewati Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang muridNya untuk pergi ke pedesaan lebih dahulu untuk mencari seekor keledai betina beserta anaknya dan membawanya kepada Yesus. Kedua murid itu melakukan seperti apa yang diperintahkan Yesus kepada mereka. "Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di
jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan
menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya
dari belakang berseru, katanya: 'Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia
yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!'" (Matius 21:7-9).
Marilah kita sejenak berimajinasi membayangkan peristiwa ini. Ketika keledai muda yang ditumpangi Yesus mendengar teriakan Hosana dan melihat ranting-ranting yang disebar di jalanan, bertanyalah ia kepada Yesus, "Apakah teriakan Hosana ini untukku atau untuk-Mu?", atau si keledai muda itu berkata kepada ibunya, "Bu, akulah keledai pilihan, orang-orang bersorak-sorai menyambutku, jadi aku ini lebih baik dari engkau." Jika ini terjadi, keledai muda tidak mengenali siapa sesungguhnya yang menumpanginya.
Banyak di antara kita yang adalah pelayan Tuhan menjadi sangat sombong dan membanggakan diri karena telah dipakai Tuhan secara luar biasa. Kita begitu tersanjung dengan pujian manusia. Padahal kedaulatan Tuhan dalam memilih siapa yang akan dipakaiNya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kita. Rasul Paulus mengatakan, "Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata
kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal
yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah
kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran
iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." (Roma 12:3). Ia juga menasihati, "Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada
Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah
artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan
ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan
yang satu dari pada yang lain." (1 Korintus 4:6). Segala pujian, hormat dan kemuliaan hanyalah milik Tuhan. Jangan sampai kita mencuri kemuliaanNya karena kita ini bukanlah siapa-siapa!
Teriakan Hosana bukan untuk kita, juga ranting-ranting yang tersebar bukanlah untuk kita meskipun kita menemukan itu di bawah kaki kita.
No comments:
Post a Comment