Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2013 -
Baca: Yesaya 42:1-9
"Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya,..." Yesaya 42:1
Sebelum melangkah ke luar mengerjakan misi Tuhan, kita harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebab panggilan melayani berkenaan dengan hati yang rela menyerahkan diri kepada Tuhan, seperti Yesaya: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" (Yesaya 6:8).
Panggilan adalah dasar pelayanan kita. Jadi keterlibatan kita dalam melayani Tuhan bukan karena adanya keterpaksaan, ikut-ikutan, ajang pamer, apalagi disertai dengan motivasi yang tidak benar (terselubung). Bagaimana supaya hati kita benar-benar siap dan layak untuk melayani Dia? Kita harus memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan. Semakin kita karib dengan Tuhan semakin Ia membentuk dan memproses kita sesuai dengan rencanaNya. Alkitab mencatat, "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?" (Yeremia 23:9). Dengan firmannya, Tuhan membersihkan dan menghancurkan hal-hal yang tidak berkenan yang masih ada di dalam kita. Tertulis: "...setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah." (Yohanes 15:2).
Kekariban seseorang dengan Tuhan akan membawa dampak di setiap pelayanan, sebab Tuhan berkata, "Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku," (Imamat 10:3). Karena karib dengan Tuhan karakter Musa berubah dari keras menjadi lemah lembut, bahkan kelembutannya "...lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." (Bilangan 12:3). Karena itu, Musa dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian Daud, hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa sebagai upah dari keintimannya dengan Tuhan. Daud berkata, "...lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain;" (Mazmur 84:11), karena itu "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97). Perhatikan pula yang dilakukan Daniel, "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem;
tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang
biasa dilakukannya." (Daniel 6:11).
Tuhan memakai orang-orang yang hatinya senantiasa melekat kepadaNya!
Ya Tuhan Yesus, pakailah diriku sebagai alat Mu, seumur hidupku. Amin.
ReplyDelete