Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Januari 2013 -
Baca: Lukas 6:43-45
"Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya." Lukas 6:44
Ketika kita menanam biji buah-buahan, apa yang kita harapkan? Tentunya kita berharap suatu saat nanti biji itu akan bertumbuh dan akhirnya akan menghasilkan buah. Namun jika setelah menunggu sekian lama ternyata pohon-pohon itu hanya lebat daunnya tetapi tidak ada buahnya sama sekali, padahal kita sudah berjerih lelah untuk merawat, mengairi dan memberinya pupuk setiap hari dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya akan membuat kita dongkol dan kecewa. Ini seperti perumpamaan tentang pohon ara yang disampaikan Tuhan Yesus: "Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku
tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini
dengan percuma!" (Lukas 13:7). Pohon yang tidak berbuah pasti akan mengecewakan pemiliknya.
Begitu juga dengan kehidupan orang Kristen yang tidak berbuah, Tuhan Yesus pun berkata, "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya," (Yohanes 15:2). Ada yang sudah bertahun-tahun menjadi Kristen tapi karakter hidupnya tetap saja tidak berubah, tidak bertumbuh, kerdil alias kanak-kanan rohani: "Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibrani 5:12). Bukankah ini sama seperti benih yang jatuh di pinggir jalan, lalu benih itu dimakan burung; atau benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu sehingga tidak bisa berakar, tumbuh sebentar dan akhirnya kering (mati); atau juga benih yang jatuh di tengah semak duri, lalu terhimpit semak duri itu sendiri dan akhirnya mati. Benih itu berbicara tentang firman Tuhan. Kita banyak mendengar firman, baik itu melalui khotbah para hamba Tuhan atau membaca renungan, tapi firman itu rasa-rasanya berlalu begitu saja. Apalagi kalau firman yang disampaikan itu keras, kita langsung tersinggung dan marah terhadap si hamba Tuhan itu.
Alkitab menegaskan bahwa untuk menghasilkan buah, ranting-ranting harus dibersihkan. Proses pembersihan inilah yang disebut pembentukan, baik itu melalui teguran, hajaran dan sebagainya dengan tujuan untuk mendisiplinkan kita, bukan maksud menyakiti, tapi demi kebaikan kita juga. (Bersambung)
No comments:
Post a Comment