Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2012 -
Baca: Kisah Para Rasul 2:41-47
"Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." Kisah 2:42
Menurut pendapat Saudara, gereja yang bagaimanakah yang patut disebut sebagai gereja impian atau idaman bagi orang Kristen? Mungkin banyak di antara kita yang akan menjawab bahwa gereja impian dan berdampak adalah: gereja yang digembalakan oleh hamba Tuhan terkenal dengan gelar dari sekolah teologia luar negeri, memiliki gedung yang besar dengan kapasitas ribuan jemaat, berada di kawasan yang strategis dan anggota jemaatnya dari kalangan menengah ke atas sehingga jumlah uang persembahan yang dihasilkan di tiap-tiap session ibadah bisa ratusan juta rupiah dan sebagainya. Itu adalah menurut penilaian atau kriteria manusia. Sah-sah saja; siapa yang tidak bangga punya gereja atau jemaat yang demikian?
Adalah wajar jika kita seringkali salah dalam menilai dan mengukur keberadaan gereja. Namun ketahuilah bahwa ukuran ideal sebuah gereja sangat ditentukan oleh kebenaran firman tuhan sebagai landasan utama, dan kualitas jemaatnya bukan berdasarkan pada apa yang terlihat secara kasat mata. Kualitas jemaat berbicara tentang karakter jemaat. Sudahkah setiap jemaat mengalami pertumbuhan rohani atau telah mencapai kedewasaan iman, seperti yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus? "sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan
mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." (Efesus 4:13-15).
Keberadaan gereja Tuhan harus benar-benar menjadi berkat bagi jiwa-jiwa yang dilayani sehingga tidak ada lagi istilah 'Kristen jalan-jalan' atau orang Kristen yang berpindah-pindah gereja karena merasa tidak cocok dengan gereja tertentu. Tidak hanya itu, gereja juga harus memberi dampak yang baik di tengah-tengah dunia ini, bukan menjadi batu sandungan, melainkan mampu menjadi kesaksian bagi orang-orang yang belum percaya kepada Kristus! (Bersambung)
nice
ReplyDelete