Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Oktober 2012 -
Baca: Lukas 12:13-21
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung
dari pada kekayaannya itu." Lukas 12:15
Rasul Paulus berpesan kepada Timotius untuk memperingatkan orang kaya "...agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak
tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya
memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17), karena kekayaan itu hanya bersifat sementara. Karena itu mereka (orang kaya) harus banyak "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik
bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang
sebenarnya." (1 Timotius 6:18-19). Sering kita temui banyak orang kaya yang malah pelit dan kikir, kurang peka terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya yang hidup dalam kekurangan. Kalaupun tergerak hati untuk menolong, itu pun karena ada motivasi tertentu: supaya dipuji dan dihormati, supaya namanya tertulis di media atau tampil di layar kaca dan sebagainya, sehingga Alkitab menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (baca 1 Korintus 6:9-10).
Ketiga, kekayaan dapat menjerumuskan kita dalam dosa. Demi mengejar harta kekayaan, seseorang akan nekat melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji, melanggar hukum dan menyimpang dari kebenaran firman Tuhan: menipu, korupsi, merampok dan sebagainya. Ketamakan telah menjerat hatinya! Alkitab dengan tegas menyatakan, "...akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10). Bukan hanya itu, seringkali dengan kekayaan yang dimiliki, seseorang menjadi sombong atau tinggi hati.
Berhati-hatilah! Jangan sampai kita mencintai uang lebih dari segalanya karena hal itu dapat membuat kita menjadi tamak terhadap kekayaan. Belajarlah juga untuk mencukupkan diri dengan berkat yang ada.
Jangan sekali-kali mengandalkan kekayaan karena itu bersifat tidak pasti (baca Amsal 23:4-5), tapi andalkan Tuhan dalam segala hal dan gunakan kekayaan yang ada sebagai sarana untuk memuliakan nama Tuhan, dan menjadi saluran berkat bagi orang lain!
No comments:
Post a Comment