Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2012 -
Baca: Yohanes 4:20-26
"Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;
sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian." Yohanes 4:23
Penyembahan adalah bagian penting dalam kehidupan orang percaya, bahkan seharusnya menjadi gaya hidup. Siapa yang harus kita sembah? Allah yang hidup saja, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. "Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing." (Mazmur 81:10).
Dalam pelaksanaannya, penyembahan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, sehingga kapan pun dan di mana pun dapat dilakukan. Pada zaman Perjanjian Lama orang melakukan penyembahan Allah dengan cara-cara yang dinilai secara fisik, yaitu yang meniktikberatkan pada aktivitas jasmaniah, di mana ada aturan yang sangat ketat dan rumit sebagai syarat untuk dapat datang kepada Allah. Tidak semua orang dapat datang kepada Allah, hanya orang-orang tertentu saja. Pada bangsa Israel biasanya diwakili oleh kaum Lewi yang biasa disebut para iman. Tetapi hal ini berbeda di zaman Perjanjian Baru setelah Tuhan Yesus datang ke dunia menebus dosa manusia di atas kayu salib, di mana Ia telah mendamaikan manusia dengan Allah yang secara simbolik dinyatakan dengan tabir bait suci terbelah dua, maka semua orang bisa datang kepada Allah. "Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri." (Ibrani 10:19-20). Meski demikian kita tidak boleh datang kepada Tuhan dan menyembah Dia dengan sembarangan. Kita harus menyembah Dia dengan benar dan tulus. Penyembah yang sejati bukan berdasarkan lagu atau musik yang kita mainkan, tetapi inti penyembahkan adalah saat hati, jiwa dan seluruh keberadaan hidup kita memberikan penyembahan kepada Tuhan. Penyembahkan haruslah mengalir dari 'dalam' menuju ke 'luar' yaitu penyembahan yang terjadi di dalam hati (dalam roh), bukan hanya menonjolkan aktivitas fisik semata.
Penyembahan juga bukan berbicara masalah tempat, waktu atau musik yang cocok, karena perhatian utama Tuhan bukanlah bagian luar, tetapi "...Tuhan melihat hati." (1 Samuel 16:7b). (Bersambung)
No comments:
Post a Comment