Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 April 2012 -
Baca: 1 Raja-Raja 11:1-13
"'Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul
dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada
allah-allah mereka.' Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan
cinta." 1 Raja-Raja 11:2
Dalam Yohanes 10:10 dikatakan, "Pencuri (Iblis) datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" Karena itu berbagai cara dilakukan Iblis untuk menghancurkan kehidupan manusia. Jika gagal dengan cara yang satu, Iblis akan mencoba cara yang lain. jika melalui kejadian yang buruk, sakit-penyakit tidak berhasil, Iblis akan mencoba mencari celah yang lain. Salah satunya adalah melalui kelimpahan atau berkat. Berapa banyak orang jatuh dalam dosa justru pada saat ia diberkati. Sementara saat berada dalam penderitaan seseorang dapat begitu dekat dan bergaul karib dengan Tuhan. Tetapi saat ia berlimpah dengan harta hatinya tidak lagi terpaut kepada Tuhan, karena Alkitab mengatakan: "...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21).
Kita bisa belajar dari kisah hidup raja Salomo. Ia adalah seorang raja yang "...melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat." (1 Raja-Raja 10:23); hikmat, kekayaan, kekuasaan dan popularitas Salomo benar-benar tak tertandingi oleh raja mana pun yang ada di dunia. Dan sungguh benar bahwa semakin tinggi pohon semakin besar pula angin yang menerpanya. Semua itu membuat Salomo lupa diri dan kian terlena; harta, tahta dan wanita secara perlahan telah mengubah arah hidupnya. Hatinya mulai berubah! Ia tidak lagi mengindahkan perintah Tuhan. Nasihat dan pesan dari ayahnya, Daud, "Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya,..." (1 Raja-Raja 2:3) ia lupakan dan mulai berkompromi dengan dosa.
Mengapa Salomo menjadi seperti itu? Semua itu berawal ketika ia "...mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het," (ayat 1). Karena perempuan-perempuan asing itulah iman Salomo menjadi goyah dan hatinya menjadi condong kepada ilah-ilah mereka. Padahal dengan tegas Tuhan sudah melarang Salomo untuk bergaul dengan mereka, karena "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Tuhan pun menjadi sangat marah!
Goncangan hebat terjadi di akhir pemerintahan Salomo dan kerajaannya pun koyak.
No comments:
Post a Comment