Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 April 2012 -
Baca: Mazmur 31:1-25
"Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang
takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung
pada-Mu, di hadapan manusia!" Mazmur 31:20
Siapa di antara kita yang meragukan kasih Tuhan? Jangan sampai detik ini kita masih ragu akan kasih dan kebaikan Tuhan, bolehlah kita ini disebut orang yang tidak tahu berterima kasih seperti sembilan orang kusta yang sudah disembuhkan Tuhan, yang pergi begitu saja setelah disembuhkan Tuhan sehingga Ia bertanya, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?" (Lukas 17:17).
Begitu pula kita. Bukankah setiap detik, setiap waktu dan setiap hari kasih dan kebaikan Tuhan itu nyata atas hidup kita? Tak terbantahkan bahwa Tuhan itu baik dan sangat baik. Oleh karena itu pemazmur berkata, "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!" (Mazmur 34:9a). Tuhan telah memberikan segala yang kita perlukan, bahkan nyawaNya sendiri Ia berikan untuk keselamatan kita. Tuhan rela disalibkan dan mati, itu semua demi menebus dosa-dosa kita.
Apa yang sudah kita berikan kepada Tuhan untuk membalas kasihNya itu? Masakan kita hanya mau menerima saja dari Tuhan tanpa melakukan apa-apa untukNya? Ketika kita dalam masalah berat, Tuhan menolong dan memberikan jalan keluar; ketika kita menderita sakit, yang secara manusia sudah tidak ada harapan, Tuhan sanggup menyembuhkan; ketika kita dalam kekurangan, Tuhan memperhatikan dan memberkati kita dengan caraNya yang ajaib. Maka agar hubungan kita dengan Tuhan semakin karib, kita yang sudah menerima kebaikan dari Tuhan juga harus mau memberikan apa yang Tuhan inginkan untuk kita kerjakan, memberikan apa yang Tuhan perlukan dari hidup kita. Perhatikan Ibrani 11:6a ini: "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah." Jadi untuk berkenan kepada Tuhan kita harus beriman kepadaNya, itulah yang Dia minta dari kita. Beriman kepada Tuhan berarti percaya penuh kepada Tuhan meskipun yang terlihat tidak sesuai dengan kenyataan; beriman berarti tidak bimbang dan tidak bercabang hati; memiliki penyerahan diri secara total kepadaNya dan tidak tergantung pada keadaan; menjadikan Tuhan sebagai pusat pujian dan penyembahan kita; menempatkan Tuhan sebagai segala-galanya dalam hidup kita.
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment