Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Februari 2012 -
Baca: Pengkhotbah 5:7-19
"Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak;
tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur." Pengkhotbah 5:11
Apa yang menjadi tujuan hidup Saudara? Apakah mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya mumpung masih hidup? Jika seseorang sudah memiliki kekayaan yang melimpah, berbahagiakah hidupnya? Salomo, seorang raja yang sangat terkenal dengan hikmah dan kekayaan yang melimpah, menyatakan bahwa kekayaan duniawi itu adalah kesia-siaan.
Ternyata memiliki kekayaan tidak dengan serta-merta membuat seseorang hidup dalam kebahagiaan. Salomo berkata, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan peghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkhotbah 5:9). Ayat nas di atas juga menegaskan bahwa "...kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur." Orang kaya selalu tidak tenang dalam hidupnya, tidur pun tidak bisa nyenyak, sebab mereka selalu memikirkan kekayaannya. Sungguh benar apa yang dikatakan Alkitab, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Dan oleh karena ketidakpuasannya, orang kaya selalu berupaya bagaimana cara meningkatkan kekayaannya. Banyak sekali fakta orang-orang kaya tersandung dalam berbagai kasus penipuan, korupsi dan sebagainya. Hal ini semata karena mereka ingin memperoleh kekayaan dengan jalan pintas di luar anugerah Tuhan. Firman Tuhan tak pernah berhenti untuk mengingatkan "...kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17).
Harta kekayaan bukanlah tujuan akhir hidup ini karena semua yang ada di dunia ini hanyalah sementara. Apakah semua harta yang kita miliki tersebut akan kita bawa pada saat kita mati? "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." (1 Timotius 6:7). Jika saat ini kita dipercaya Tuhan untuk memiliki kekayaan lebih, ini adalah kesempatan bagi kita untuk "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi" (1 Timotius 6:18). Jadi megumpulkan harta di sorga itu lebih utama bagi orang percaya!
Karena itu "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2).
kekayaan duniawi sia2 jika miskin rohani, hanya Kasih Tuhan Kekayaan yg sesungguhnya yg dapat memuaskan umat manusia
ReplyDeleteCarilah harta akhirat bukan kekayaan dunia
ReplyDeleteHarta rohani lebih berharga dari pada harta dunia
ReplyDeleteCarilah dahulu kerajaan Allah dan semuanya itu akan diberikan kepadamu
ReplyDelete